Minggu, 18 Januari 2015

Pasca Hari Itu

: Elegi 11 Agustus 2014

Ketika nyala lampu remang terawang. Kedua orang itu mengadu wicara malam. Ia menanyakan isi hati yang belum rontok sampai sekarang. Sedang aku terdiam, mematung depan cermin dan bergumam pada jendela yang usianya empat kali usiaku. Terlebih mutiara hangat itu mulai meluncur dari bilik sumber airmataku. Jangan! Pilu dan kelu dalam lubuk sukma tiada kunjung musnah. Meski ia tak sadar akan kelasah dalam dada. Sekitar pukul delapan, buyarlah semua lungrah. Aku terperanjat dengan kisah dua tahun lamanya. Kelana yang tertaut dalam dirinya. Gelap hatiku ketika penat meyusuri tiap jengkal otot lurik dan otot polosku. Mitokondriaku tak lagi bersinergi, menggiling karbohidrat menjadi energi. Karena energiku telah pergi ...

0 komentar :

Posting Komentar