Jumat, 09 Maret 2018

Pentingnya Nutrisi Terbaik 1000 Hari Pertama Kehidupan



Kurangnya gizi pada anak sebenarnya menjadi perdebatan di masyarakat, salah siapa hayoo? Otomatis mereka akan menyalahkan ibu dari anak tersebut. Wah, apakah benar stigma tersebut? Acara NUB akan menjawabnya.

Dalam rangka Hari Gizi Nasional 2018, Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) kembali mengadakan Talkshow Kesehatan yang bertema Menyediakan Gizi Terbaik dalam Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Dalam acara ini dihadiri juga oleh Bapak Arif Mujahidin, selaku Communication Director PT. Danone Indonesia,  yang memberikan sambutan singkat pada acara NUB. 


Lebih baik memerhatikan nutrisi anak mulai sekarang daripada nanti kita harus membayar mahal, misal sakit yang nanti diderita.

 Sebab, ada harga mahal yang kelak akan dibayar ketika kita, khususnya ibu, menjadi tidak peduli dengan gizi anak. Contohnya saja pada orang dewasa yang terlalu banyak makan enak; lemak, akan membayar di kemudian hari yakni menumpuknya kolesterol, sakit jantung, dll.

Di Indonesia sendiri sudah mencapai 7.8 juta penduduk yang mengalami stunting. Stunting ini terjadi karena ada masalah gizi pada masyarakatnya. Stunting adalah kondisi saat anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek daripada teman-teman seusianya. 

Meski orangtua pendek, belum bisa menentukan kalau anak mereka akan mengikuti bentuk fisik yang pendek. Gen hanya berperan sebanyak 20 persen dan sisanya adalah nutrisi. Saat orangtua tidak begitu memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi anak mereka, maka akan menyebabkan kurang optimalnya perkembangan organ tubuh pada diri anak.

Memberikan MPASI Anak

Pemateri pertama kita adalah seorang dokter dari Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, yaitu dr. Nur Aisiyah Widjaja yang biasa disapa dr. Nuril, beliau menjelaskan kalau MPASI boleh saja diberikan pada anak asal pas nutrisinya. Sebagian besar dari masyarakat kita 'sukur angger' dalam memberikan makanan untuk anak berdasarkan omongan tetangga, orangtua sebelumnya maupun kata orang.

Sebagian besar masyarakat kita banyak memberikan tomat, pisang, wortel dan sayuran lain pada anak. Padahal, sayuran tersebut hanya memenuhi gizi mikro saja yang berupa vitamin dan mineral. Namun apa, pada tahap perkembangannya, anak juga membutuhkan gizi makro yang berupa karbohidrat, protein dan lemak yang cukup. Anak juga butuh makan nasi dan ikan sebagai asupan karbo dan protein. Oleh karena itu, jauh lebih baik diperhatikan tentang gizi anak. Berbeda dengan orang dewasa yang harusnya butuh banyak sayuran dan buah-buahan. Jadi, jangan menganggap kalau anak adalah Miniatur orang dewasa.



Percepatan pertumbuhan fisik menjadi ciri awal untuk mengetahui kecukupan gizi anak.

Orangtua harus mengecek berat badan, panjang badan dan lingkar kepala anak dalam masa pertumbuhan agar tahu apakah anak kita mengalami pertumbuhan normal atau justru lambat. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang itu sendiri ada 3 (tiga) yaitu nutrisi, genetik dan stimulasi.

Saat memperhatikan tumbuh kembang anak ternyata tidak setelah anak lahir lho. Semua perlu diperhatikan sejak anak sudah ada dalam kandungan. Bahkan kata Bu dokter, sejak rencana mengandung. Cara memberi makanan pada anak sebagai berikut;
  •         ASI Eksklusif, usia 0-6 bulan
  •          ASI + MPASI, usia 6-12 bulan
  •          Makanan Keluarga, usia 12-23 bulan

     Ada yang bertanya, apakah bayi usia 4 bulan boleh diberikan MPASI?
 Jawabannya, boleh saja asal bayi sudah siap menerima MPASI, terutama kesiapan organ dan diri si bayi, tandanya yaitu saat bayi sudah bisa mengangkat kepala/lehernya. Kalau dalam bahasa jawanya sudah bisa 'nyonggo gulu'.

Proses pertumbuhan yang pesat dimulai saat bayi dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Dalam usia ini bisa bertambah hingga 25 cm setelahnya hanya bertambah sedikit demi sedikit. 

Kenaikan Berat Badan sesuai usia berbanding lurus dengan kenaikan panjang badan dan lingkar kepala. Kalau lingkar kepala hanya kecil ini juga berbahaya yang berarti perkembangan otaknya kurang baik.


     Berat badan yang tidak naik sesuai usia pada fase pertumbuhan dua tahun pertama akan menyebabkan stunting. Pemberian MPASI harus memenuhi standar kekurangan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan zat gizi mikro terutama yang mengandung protein hewani yang kaya zat besi.
    

Peran Bidan dan Orangtua dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan

Informasi penting selanjutnya yang dijelaskan Bu Bidan Atik Kasiati mengenai Pemenuhan Gizi Anak pralahir hingga siap lahir. karena mempersiapkan anak agar berada dalam gizi yang baik dimulai sejak program hamil. Saat merencanakan akan memiliki anak adalah saatnya sang ibu mempersiapkan gizi diri sendiri dulu. 



Dedek bayi, Ayah kerja dulu ya.Dedek bayi yang kuat ya, Mama sudah menunggu kamu keluar.

Selain itu, Bu Atik juga mengatakan bahwa mendidik anak sejak mulai merencanakan kehamilan, Komunikasi Produktif antara ibu dan orang-orang di sekitar menjadi penting untuk si anak/calon bayi. Ibu dan ayah harus melakukan komunikasi saat akan beraktivitas apapun. Bahkan mengajak orang-orang di sekitar untuk ikut serta dalam melakukan proses komunikasi yang baik. Hal semacam ini akan mempercepat daya perkembangan janin dalam kandungan.

Pemerintah juga memberikan dukungan, seperti pemberian Standar Pelayanan Antenatal di Pusat Kesehatan Masyarakat, bahkan saat ini sudah ada di Puskesmas, yaitu:

1. Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4. (ukur) Tinggi Fundasi Uteri
5. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
6. Skrining Status Imunisai TT (dan Pemberian Imunisasi TT)
7. Pemberian Tablet Besi ( 90 Tablet selama kehamilan)
8. Test Lab Sederhana meliputi (Gol. Darah, Hb,Glukoprotein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC)
9. Tata Laksana Kasus
10.Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP

Demo Masak Makanan Bergizi dan Mudah



Sekarang dihadirkan tiga orang yang akan melakukan demo masak, tentunya masakannya gampang dan bergizi. NUB pun menghadirkan Ibu Alina, pemenang dari Lomba Memasak Cipta Kreasi Makanan Sehat yang diadakan Danone. Bu Alina mendemokan sebuah dessert yang segar, yaitu  Puding Labu Kuning. 

Bahannya yaitu;

  • Labu kuning yang dikukus dan dihaluskan
  • gula
  • susu cair
  • agar-agar plain/putih
  • air secukupnya
Proses membuat puding labu kuning ini seperti halnya kita membuat agar-agar di rumah. Hanya saja, cukup tambahkan labu kuning yang telah halus dan merebusnya bersama bubuk agar-agar, gula dan susu. Masukkan ke dalam cetakan dan tunggu hingga padat.

Selain Bu Alina, hadir pula dua chef, Chef Rissa dan Chef Revaldi. Chef Rissa biasa tampil di Net TV dalam petualangan explore Indonesia kemudian memasak bahan-bahan yang ada di suatu tempat, keren sekali.


Chef Rissa, menyajikan Ayam Pesto Kelor dan Katuk. Awalnya saya kurang yakin apakah kelor dapat dimasak dan baunya tidak 'langu'. Namun di tangan chef berusia kepala tiga ini, daun kelor dan katuk bisa dikurangi bau langunya. Caranya hanya dengan cuci bersih daun-daun tersebut, dan ada teknik khusus untuk mengirisnya. 


Chef Revaldi beda lagi, chef yang satu ini tidak membuat makanan utama melainkan membuat dessert, yaitu Carrot Dessert yang tentunya sayuran ini sangat disukai anak-anak. Apalagi sudah dijadikan bolu dan yogurt yang lezat. Selain itu, warnanya juga masih cantik orange. Chef Revaldi juga memberikan tips bagaimana agar wortel saat dimasak warnanya tidak hilang. So, banyak ilmu yang saya dapatkan dalam acara ini.


Acara yang sangat ber-GIZI ini semoga ada tiap tahunnya sehingga mampu mengedukasi masyarakat dan para ibu dalam menyediakan gizi yang terbaik untuk anaknya.



Jadi, mencegah anak kekurangan gizi itu sejatinya kembali pada diri kita sendiri.  Mari, siapkan Periode 1000 HPK sejak dini agar terlahir generasi baru yang sehat dan cerdas!

----

2 komentar :

  1. Hahaha betul masih banyak masyarakat yang sukur angger dan sok tahu hingga jadi mitos yang dianggap benar

    www.renidwiastuti.com

    BalasHapus