Sabtu, 18 Mei 2019

Menahan Diri Saat Ramadan Bisa Jadi Lebih Sulit daripada Menahan Lapar



Hai temen-temen semua, gimana puasanya? Masih lancar kan, ya. Pada dasarnya, puasa tidak hanya soal menahan lapar dan haus. Enggak hanya perubahan pola makan kita, tapi lebih dari itu. Puasa juga harus latihan mengendalikan diri dan mengelola emosi. Hmm, ini yang amat berattt. Bahkan lebih berat dari menahan diri dari diskon Ramadan *eh*. Menahan diri saat Ramadan seolah menjadi hal tersulit.


Sering kali mengelola emosi jauh lebih sulit dibanding menahan lapar. Iya apa iya? Kalau kita lapar, kita bisa mencoba mengalihkan diri dengan kesibukan maupun hiburan lainnya. Mungkin temen-temen bisa dengan istirahat, main game, nonton Drama Korea (kalau saya lho) sehingga perut keroncongan bisa hilang dari pikiran.

Tapi kalau memang sudah mulai emosi, menahan diri saat Ramadan untuk tidak ‘meledak’ itu butuh perjuangan yang besar. Apalagi kalau orang tersebut sengaja mencari gara-gara ke kita, duh mau sabar dan berdiam diri kok rasanya susah, ya. Inilah ujiannya orang berpuasa. Bukan hanya menahan diri karena lapar saja, tapi ego kita yang justru menjadi bumerang.

Baca juga dong: 

Jalan-Jalan Saat Puasa Tanpa Menguras Tenaga? Bisa Kok!



Yang Sulit Memang Mengalahkan Diri Sendiri


Berpuasa memang seperti berusaha mengandalikan diri sendiri. Usaha untuk menghilangkan hal-hal negatif yang kita rasakan. Selain itu, puasa juga menjadi momen untuk menguji seberapa besar kekuatan dan keberanian kita dalam memperbaiki diri. Kesabaran memang sedang diuji. Apalagi jika kamu berada di suatu lingkungan yang melibatkan banyak orang. Harus banyak sabar, ya.

Berdamai dan Memahami

Bagaimana untuk menahan emosi saat puasa? Hmm, salah satunya cara menahan emosi saat Ramadan yakni kamu harus berdamai dengan diri dan mengerti situasi atau seseorang yang membuat marah. Pahami kalau kita tidak bisa mengontrol maupun memaksa orang lain untuk selalu sesuai dengan apa yang kita mau.

Luaskan sudut pandang agar lebih bisa memahami situasi atau memahami tindakan orang lain. Yaps, memang ini sulit tapi yakin kita harus bisa! Pilihan lain jika tidak bisa memahami yakni diam. Ingat, berdiam diri dalam situasi tertentu bukan berarti lemah dan kalah. Memilih diam untuk mencegah amarah bisa menghindarkan dari situasi yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Sibukkan Diri dengan Aktivitas Positif

Selama berpuasa, sebaiknya lebih banyak melakukan kegiatan positif. Jangan sampai terbawa perasaan untuk bermalas-malasan. Lakukan saja aktivitas yang bisa membuat diri kamu semakin berkembang. Kamu bisa mulai dengan melakukan hobi positif hingga hal yang bisa mendekatkan diri dengan Tuhan.


Marah hanya membuat diri dipenuhi energi negatif. Sekali kamu marah maka akan ketagihan ingin marah lagi, lagi, dan lagi. Energi kita pun akan terkuras karena marah. Lebih baik mengerjakan pekerjaan rumah atau menuntaskan Deadline dibanding harus ‘meledak-ledak’.

Ingat Tujuan Puasa

Kita harus ingat tujuan awal berpuasa. Lebih banyak meningkatkan rasa syukur, perbanyak amal, hingga menyucikan diri. Perbuat banyak kebaikan mumpung lagi Ramadan ya, kan? Menahan diri saat Ramadan akan membuat diri lebih terbiasa untuk terus melakukannya, bahkan setelah Ramadan selesai. Amarah tidak pernah menyelesaikan masalah, ingat saja tujuan kita berpuasa sebagai motivasi.




Menahan diri saat Ramadan bukan hanya PR saya, tapi PR kita semua. Oleh karenanya, kita harus kuat hingga hari kemenangan tiba. Biarkan saja orang-orang yang memancing amarah, kita harus sabar atau diam bisa jadi pilihan bijaksana. Apalagi saya orangnya tidak suka memperpanjang masalah, jadinya ya ‘yang waras ngalah’ gitu saja prinsipnya. Semoga bisa terus menahan diri, menahan emosi, dan menahan gejolak di hati.

0 komentar :

Posting Komentar