Sabtu, 14 Oktober 2023

Bumerang Bagi Lingkungan: Perubahan Iklim dan Fast Fashion, Cek Dampak Negatifnya!

Dampak fast fashion bagi lingkungan/sumber: Pexels.com

Generasi muda dapat menjadi aktor dan berperan aktif dalam berkontribusi aktif dalam penanganan fast fashion. Sementara itu, perubahan iklim dianggap sebagai fenomena pemanasan global yang ditandai dengan peningkatan jumlah gas rumah kaca di atmosfer dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global mencakup banyak faktor dan dampak yang berbeda terhadap kehidupan manusia.


Iklim terus berubah akibat interaksi  komponen-komponennya dengan faktor eksternal seperti letusan gunung berapi, perubahan sinar matahari, dan faktor akibat aktivitas manusia seperti  perubahan iklim, perubahan penggunaan lahan, penggunaan lahan dan  bahan bakar fosil.


Apa Itu Fast Fashion?

Apa itu Fast Fashion/sumber:  Pexels.com

Istilah yang digunakan oleh industri tekstil untuk merujuk pada berbagai gaya fesyen yang berubah dalam waktu  sangat singkat dan menggunakan bahan baku  berkualitas buruk sehingga tidak bertahan lama.


Misalnya, di musim panas, industri fast fashion memproduksi pakaian musim panas. Dan hanya dalam waktu singkat mereka akan memproduksi pakaian  musim dingin ketika musim dingin tiba. Bahkan sekarang, sebagian besar industri ini memproduksi hingga 42 model  dalam setahun.


Seringkali mengabaikan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan mengorbankan keselamatan para pekerjanya. Sebagian besar industri terkonsentrasi di Asia dan negara berkembang seperti Bangladesh, India bahkan india.


Dampak Negatif Fast Fashion

Tentunya memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bahkan masyarakat itu sendiri. Tidak ada apa-apa? Seringkali menggunakan pewarna tekstil yang murah dan tidak aman. Sehingga dapat mencemari sumber air dan membahayakan kesehatan manusia.


Poliester merupakan salah satu bahan  yang banyak digunakan dalam industri fast fashion. Berasal dari bahan  fosil, sehingga jika dicuci akan menimbulkan serat-serat kecil yang menambah jumlah sampah plastik. Kapas yang digunakan sering kali tercampur dengan air dan pestisida dalam jumlah yang sangat besar, sehingga membahayakan  pekerja dan meningkatkan risiko kekeringan, memberikan tekanan besar pada sumber air, menurunkan kualitas tanah dan banyak masalah lingkungan lainnya.


Sementara itu juga mendorong banyak orang untuk membeli secara rutin karena  selalu menghasilkan desain yang mengikuti tren terkini. Hal tersebut akan menimbulkan pemborosan dan ketidakpuasan.


Perubahan Iklim Semakin Ekstrem

Bumi memanas, itu adalah sesuatu yang kita rasakan setiap hari. Memasuki bulan-bulan terakhir 2023, cuaca tampak lebih hangat dari sebelumnya. Biasanya beberapa bulan terakhir kita sudah mengalami musim penghujan, namun sekarang sudah tidak lagi. Panas ekstrem ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan saja, masyarakat yang tinggal di desa seperti saya juga merasakannya. Bahkan suhu udara  tempat saya tinggal  bisa mencapai 38-39°


Pasti masih segar ingatan saat terjadi kebakaran sabana di Gunung Bromo belum lama? Penyebabnya adalah kelalaian manusia yang  kemudian dibantu oleh udara  panas dan kering sehingga menyebabkan api semakin membesar hingga menghanguskan 504 hektare.


Kita telah memasuki masa panas yang disebut juga dengan El NiƱo. El Nino sendiri merupakan fenomena suhu permukaan laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Pemanasan SML ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan di  Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya. Jadi jika curah hujan berkurang maka kondisi alam akan semakin kering. 


Dampak dari perubahan iklim dan solusinya

Sebagai #MudaMudiBumi, kami memiliki peran penting dalam upaya memerangi perubahan iklim serta upaya melindungi hutan demi keamanan.


Kita telah merasakan dampak nyata dari pemanasan global selama beberapa waktu. Kerusakan lingkungan hidup diakibatkan oleh kurangnya kesadaran kita terhadap kelestarian lingkungan hidup. Dimulai dari permasalahan fast fashion yang terkadang menyumbang sampah fashion tanpa menemukan solusinya. Cuaca yang sangat panas  ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang terus  terjadi dari tahun ke tahun.


Dampaknya terhadap kesehatan, seperti cuaca yang sangat panas dapat menyebabkan daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terserang penyakit. Beberapa keluhan umum pada kondisi cuaca tersebut antara lain flu, batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, dan sebagainya. Kita bisa memulai dari solusi paling sederhana dalam menyelesaikan masalah perubahan iklim dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Kita bisa memulainya dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten seperti:


Kurangi penggunaan fast fashion, mulai adopsi slow fashion, belilah pakaian dengan desain yang ramah lingkungan. Sehingga kamu tidak perlu terlalu sering membeli pakaian dan kamu hanya perlu dengan terampil mengoordinasikan pakaian yang perlu diperbarui.


Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi, kita bisa mulai menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus atau angkutan umum lainnya.


Matikan peralatan listrik bila tidak digunakan, ingat untuk mencabut steker bila tidak digunakan, dan matikan lampu bila tidak digunakan. Hemat air, bersyukurlah  masih bisa menikmati air bersih setiap hari, karena di belahan dunia lain  banyak masyarakat yang terpaksa menggunakan air yang tidak tepat karena sulitnya mendapatkan air bersih. Tentu kita tidak ingin anak cucu kita mengalami hal tersebut.


Sebagai generasi muda, kita harus #BersamaBergerakBerdaya untuk melawan perubahan iklim dan melindungi hutan. Berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, menggunakan teknologi dan inovasi, bekerja sama dan bersatu, serta tegas dalam upaya memerangi perubahan iklim dan penggundulan hutan. Pemuda merupakan kekuatan penting dalam perjuangan melindungi lingkungan, dan harapan ini dapat membantu membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.


Oleh karena itu, #UntukmuBumiku keberadaan generasi muda yang diharapkan dapat mengendalikan perubahan iklim melalui aksi iklim dan energi bersih. Paling tidak dengan berhenti fast fashion. Perubahan iklim memang tidak dapat dihindari namun setidaknya risiko terhadap kehidupan manusia dan makhluk lain di bumi dapat diminimalisir. Ayo bagikan impianmu tentang pengelolaan perubahan iklim dan perlindungan hutan #TeamUpForImpact


5 komentar :

  1. Saya baru tahu nih, Kak ternyata fast fashion juga menjadi salah satu penyebabnya ya

    BalasHapus
  2. Iya, Kak benar banget. Memang sekarang hawanya panas gitu, Kak. Di tempat saya juga sampai 36 derajat

    BalasHapus
  3. Perubahan iklim yang sekarang memang jelas terasa ya, Kak. Panas sekali

    BalasHapus
  4. Dengan tidak fast fashion tentunya juga bisa membantu agar tidak menjadikan iklim mengalami perubahan

    BalasHapus
  5. Wah sangat bermanfaat sekali nih, Kak artikelnya. Terima kasih atas informasinya hehe

    BalasHapus