|
Puisi Duta Masyarakat, Minggu 11 September 2016 |
Pagi ini saya mendapatkan kabar dari Mas Teguh bahwa puisi-puisi saya dimuat koran Duta Masyarakat. Meski ada sedikit kekecewaan karena redaksi salah mencantumkan nama saya, tapi saya memakluminya karena banyaknya naskah yang masuk ke meja redaksi. Saya mengirim sekitar 2 minggu yang lalu dan baru dimuat hari ini.
Berikut puisi-puisinya:
PEREMPUAN
LANGIT
lama parasmu tak bertukar tangkap dalam jubah waktu
mungkin guliran airmata telah tersibak dari pipi
desakan rindu tak mampu terbendung lagi
mentari sulit menelusup dari celah pagimu
Perempuan langit,
kasih sayang telah tetas dalam palung jiwa
merenda sepanjang relung sukma
siap memamah setiap butiran rasa yang kau tuang
bersamaan rengkuh dan belai mesra
Perempuan Langit,
pelangi dari matamu selalu memuja hari
seolah waktu adalah tunggu
dan hujan bagai asupan dahaga paling murni
yang disediakan musim di balik dingin
Surabaya, 14 September 2015
PERADUAN SUNYI
aku ingin bersembunyi dalam sunyi
tanpa kelebat mata yang mengawasi
lantaran pintu gaduh kututup rapat
dan celah sudah tak terlihat
dari jendela keakuanku sendiri
waktu hanya sebagai penentu
sedang Kekasih adalah
pertapaanku
biar kucumbu, kupeluk, kupinang
bersama puja di sepertiga malam
yang membagi berkah dan nikmat
di semesta alam;
di hati paling dalam
Surabaya, 8 Mei 2016
RAGU
beda denyar dalam jantung ini
padi di bendang pun tak sama
ia merunduk memikirkan nasibnya
sekian tahun ke depan
keinginan untuk membuat senyum mentari
terbakar raja siang
tergulung bualan petinggi
harganya kian naik
rakyat bungkam dan patuh
kerna oposisi telah jadi makanan
yang jarang dimakan lagi
Surabaya, 22 Oktober 2015