Setelah minggu lalu puisi-puisi saya dimuat Duta Masyarakat, kali ini masih di kawasan Surabaya yakni Radar Surabaya. Ini kali kedua puisi-puisi saya nangkring di koran ini. Yang (katanya) ada honor pemuatan namun sulit pencairannya.
Nasib saya sama dengan teman-teman penulis lain, juga teman sekampus saya sudah ke tempat redaksinya namun nihil.Tapi, bagi saya ini untuk penyemangat buat diri sendiri dan orang lain. Selalu menebar kebaikan adalah segalanya.
Bagi kalian yang ingin kirim karya ke Radar Surabaya bisa melewati e-mail:radarsurabaya@yahoo.com.
Media ini menerima cerpen, esai, puisi, resensi.
Selamat berkarya!
Berikut dua diantara puisi yang dimuat:
EMBUN MENETES DI KELOPAKMU
embun menetes di kelopakmu
sapu tangan waktu berlarian
pada pipi yang berkerut samar
aku pun terjaga dari rasamu
sakit paling ngilu
embun menetes di kelopakmu
senyum tak tereja jelas
kata bungkam dan belum tuntas
seolah terpotong
jadi repih di pelataran
embun menetes di kelopakmu
kutahu kau adalah getas
yang diretas dua arah:
pagi dan malam tersedu
terbentang langit pengusung rindu-rindu
Surabaya, 23 April 2016
MENJAJAK KENANG
masih kutuntaskan
menggurat surat-surat
harum bunga mengusap cahaya
duduk mengeja kata
kelasah mengantar sunyi
di gerbang tua
waktu menggulung tak menjawab
mengalir dalam degup ratap
kubiarkan saja candu menjalar
meradang saat rembulan
di ujung malam
menuang imaji
dalam warna-warna rasa
Surabaya, 22 April 2016
Puisinya bagus-bagus mba..biasanya dapat inspirasi darimana?kerennn
BalasHapusMakasih, biasanya sering dapat inspirasi dari jalan-jalan. Sesekali saya memang meluangkan waktu sekadar jalan-jalan menyaksikan kehidupan di luar.
HapusMantap ya mbak, Sudah Ketahuan memang klo cewek Suka membuat Puisi
BalasHapusNggak semua cewe sepertinya hehe :D
Hapus