Kenang di KOPDAR
Sebuah grup antara para penulis, ladang ilmu yang tak pernah surut ...
adalah inovasi-inovasi terakit
dimensi goresan terajut
di sisi Lawang Sewu kita bersua dalam hujan
menguntai kenang tuk masa depan
Yang terindah, membentang batas cakrawala
Amsal kemerlap lampu di malam itu
Peradaban meminang realita
: Bertemu jumpa
Ah, kelasah, penat pun sirna
seketika
Berganti canda-tawa terajut bersama
Kau, aku, dan juga mereka
Kita bersandar sejenak di gigir kelabu
mendung Semarang yang membelenggu
Rindu itu
Kembali mencuat dalam kalbu
Surabaya, 15 Desember 2014
SEBUAH RASA
Di bawah kemelut kota Semarang kau tersenyum
Membuka perbincangan pukul tiga
Entahlah! Kau berlantun cerita tanah lahirmu
bagai sungai yang mengalir tanpa tuju
Ketika senja mulai menelusup syahdu
Kau kembali tersenyum
menjadi candu dalam biru
: hatiku
Seperti apa kau rajut temali perkenalan
yang hanya sekejap lalu
Sehari kutahu tak begitu membelenggu
: hatimu
Jantung bagai bumerang meluncur terjang
Berdentum di pucuk-pucuk kegelapan malam
Pukul sepuluh kau kembali meracau
di sampingku, lantas kau tuang suasana
dalam buai tercipta
: Ada rasa mencuat dalam dada
(Semarang, 14 Desember 2014)
Thanks a lot all :)
-Anggi Putri-
Sebuah grup antara para penulis, ladang ilmu yang tak pernah surut ...
adalah inovasi-inovasi terakit
dimensi goresan terajut
di sisi Lawang Sewu kita bersua dalam hujan
menguntai kenang tuk masa depan
Yang terindah, membentang batas cakrawala
Amsal kemerlap lampu di malam itu
Peradaban meminang realita
: Bertemu jumpa
Ah, kelasah, penat pun sirna
seketika
Berganti canda-tawa terajut bersama
Kau, aku, dan juga mereka
Kita bersandar sejenak di gigir kelabu
mendung Semarang yang membelenggu
Rindu itu
Kembali mencuat dalam kalbu
Surabaya, 15 Desember 2014
SEBUAH RASA
Di bawah kemelut kota Semarang kau tersenyum
Membuka perbincangan pukul tiga
Entahlah! Kau berlantun cerita tanah lahirmu
bagai sungai yang mengalir tanpa tuju
Ketika senja mulai menelusup syahdu
Kau kembali tersenyum
menjadi candu dalam biru
: hatiku
Seperti apa kau rajut temali perkenalan
yang hanya sekejap lalu
Sehari kutahu tak begitu membelenggu
: hatimu
Jantung bagai bumerang meluncur terjang
Berdentum di pucuk-pucuk kegelapan malam
Pukul sepuluh kau kembali meracau
di sampingku, lantas kau tuang suasana
dalam buai tercipta
: Ada rasa mencuat dalam dada
(Semarang, 14 Desember 2014)
Thanks a lot all :)
-Anggi Putri-
0 komentar :
Posting Komentar