Jumat, 26 Desember 2014

Manusia Seribu Akal & Intrik dalam Novel NEGERI PARA BEDEBAH

Oleh: Anggi Putri

Judul Novel: Negeri Para Bedebah
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Media Utama
Cetakan I 2012
Halaman: 440 hlm; 20 cm
ISBN: 978-979-22-8552-9

















Sinopsis dalam Novel: 

Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah
Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah. petarung sejati tidak akan berkhianat



Ringkasan cerita:

Novel ini menceritakan seorang tokoh bernama Thomas. Thomas, adalah konsultan keungan profesional yang lulus dari dua sekolah bisnis luar negeri. Dia mempunyai sifat cerdik, berani menanggung risiko, gesit, dan culas. Lelaki kaya, berpengaruh, dan tentunya lebih sibuk dibanding presiden ini menyimpan masa lalu kelam. Menurutnya, ia bukanlah lelaki yang paradoks dengan kepribadian ganda, namun ia adalah lelaki yang menyimpan dendam masa lalu.

Thomas besar di sekolah berasrama dengan kemandiriannya. Sejak kebakaran yang membumihanguskan kedua orangtuanya, ia sangat membenci Om Liem, pamannya yang merupakan pelopor "Arisan Berantai Edward-Liem" yang menewaskan papa dan mamanya. Sedangkan Sang Opa dan Tantenya berhasil melarikan diri dengan uang tabungan Opa saat kejadian tersebut terjadi.

Thomas hanya sesekali berkunjung ke rumah peristirahatan Opa ketika liburan sekolah di dekat Waduk Jatiluhur. Opanya hampir setiap saat menceritakan masa lalunya. Dengan tidak sengaja, cerita-cerita yang dipaparkan Sang Opa dapat menyelamatkannya dalam berbagai masalah.

Suatu hari Thomas terpaksa terlibat dalam masalah yang rumit, yaitu menyelamatkan Bank Semesta. Bank milik Om Liem, pamannya. Ram yang merupakan orang kepercayaan Om Liem malam itu datang meminta bantuan kepada Thomas. Sejak saat itu Thomas terbawa dalam kasus tersebut.

Dengan bantuan Maggie, asistennya dan Julia, seorang wartawan cantik yang dipertemukan Tuhan di dalam pesawat, Thomas harus memecahkan kasus dalam waktu kurang dari tiga hari. Thomas juga merupakan petarung liar yang kuat menggunakan akal dan intrik dalam  menuntaskan misinya. Targetnya dalah Senin pukul 08:00.

Halang-rintang mulai menghalangi Thomas dalam misinya, mulai dari tertangkap di rumah peristirahatan Opa, bertarung melawan setengah lusin polisi di dalam lift yang sempit, ditembaki para polisi di dalam Pasifik (kapal pemberian Opa), hingga loncat dari pesawat yang masih berjalan. Semua hal itu dilakukan dengan penuh keberanian dan pemikiran yang luar biasa.

Suatu saat, Ram yang merupakan orang kepercayaan Om Liem sekaligus dibesarkan dalam keluarganya berkhianat. Dia ternyata mata-mata suruhan Pak Shinpei yang mengawasi segala macam gerak-gerik Thomas, mulai dari keberadaan Thomas hingga Om Liem. Modusnya, ingin merebut Bank Semesta, akta, dan dokumen-dokumen penting milik keluarga Thomas. Begitu pula dua bedebah yang sudah pernah muncul di masa lalu Thomas. Wusdi, polisi bintang tiga dan Tunga yang menduduki jabatan tertinggi di kejaksaan. Mereka mati diracun oleh Ram dan dibuang ke laut. Inilah terjadinya "Penghianatan di atas penghianatan"

Lagi dan lagi, dengan kecerdikan akal Thomas, ia beserta keluarga bisa lolos dalam  penangkapan ini. Walaupun Thomas dan Opa terpaksa disuruh Ram untuk terjun ke laut, namun Ram sendiri telah tertipu oleh akal Thomas. Navigasi kapal tidaklah menuju ke Hongkong seperti keinginannya untuk mencairkan dokumen-dokumen penting yang didapatnya, melainkan menuju lautan yang hilang dalam sejarah. Lautan tenang. Dengan logistik yang habis dalam dua hari ke depan.


Resensi Novel:

Manusia Seribu Akal dan Intrik, kalimat ini pantas saya berikan kepada Tere Liye sekaligus untuk tokohnya, Thomas. Thomas adalah manusia yang luar biasa, dia mampu menyelinap kesana-sini untuk menghindar dari kejaran polisi, berpikir dengan cepat dan langsung mengambil keputusan dalam hitungan detik saja. Perintah-perintahnya yang ditujukan kepada Maggie, Julia, Erik, Kadek, maupun Randy hanya dipikirkannya dalam beberapa detik saja. Bukankah hal itu sungguh amazing thing? Sayangnya, Thomas hanya ada dalam cerita.

Tere Liye memang jago mempermanis cerita dengan pengetahuan-pengetahuan ekonomi yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Tidak hanya itu, alurnya sungguh realistis walaupun menggunakan alur campuran sekalipun, saya bisa mengerti ceritanya.

Karya sastra sangat identik dengan kata-kata kias di dalamnya. Hal ini sangat kental terlihat dalam karya Tere Liye. Dalam novel ini sangat kental dengan ilmu ekonomi, mulai dari kasus-kasus korupsi, sejarah mata uang, sejarah ekonomi, pemikiran ekonomi yang objektif dari pandangan penulis, dan banyak lagi. Hal itu mungkin dikarenakan penulis ahli dalam hal ekonomi. Dia memanfaatkan ilmu yang diperolehnya ke dalam karya sastra.

Bank Semesta yang digambarkan Tere Liye dalam novel Negeri Para Bedebah mungkin sangat berkaitan dengan Bank Century. Kasusnya memang berbeda, namun esensi kasus di dalamnya hampir serupa. Bank Semesta yang di ujung tanduk itu berhasil bangkit kembali setelah nasabahnya membayar sepertiga dari uang yang telah disimpannya di bank. Apakah kasus itu sama dengan Bank Century? Atau hanya kebetulan belaka? Pastilah jika dikaji lebih lanjut dari sisi penulis akan lebih menarik :)

Amanat yang ingin disampaikan oleh Tere Liye sebenarnya amat sederhana, bahwa hidup tak hanya berjalan lurus. Ada beberapa perubahan-perubahan kecil yang membuat hidup semakin berwarna. Seorang tokoh (Thomas) yang sebenarnya orang baik berubah haluan rela membohongi orang yang jahat. Hanya dalam waktu beberapa jam saja Thomas masih menjadi orang baik, namun dua jam berikutnya ia sudah menjadi orang jahat dengan melarikan Om Liem dari penjagaan polisi. Nampaknya air tuba dibalas air susu tidak berlaku di sini. Jika membaca novel ini pasti tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Baik bisa jadi buruk, begitu sebaliknya. "Musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah"

***

0 komentar :

Posting Komentar