Minggu, 17 April 2016 review saya tentang buku karya Sungging Raga berjudul "Reruntuhan Musim Dingin" tak disangka dimuat Tribun Jateng. Awalnya pesimis karena sudah tiga minggu tak ada kabar pemuatan. Tepat saat saya berangkat ke Blitar untuk mengisi acara di Universitas Islam Balitar, ada kabar pemuatan yang langsung diinfokan oleh kak Sungging Raga melalui akun facebook saya.
Review dengan judul "Memaknai Kenangan dalam Perjalanan Cinta" adalah resensi perdana saya yang dimuat media cetak. Saya sangat senang karena ternyata tidak hanya dalam lingkup puisi, cerpen, artikel tetapi juga bisa menulis review. Semua adalah berkah. Patut disyukuri.
Semoga bermanfaat dan selamat membaca
Judul buku: Reruntuhan Musim Dingin
Penulis: Sungging Raga
Penyunting: Ainini
Penerbit: DIVA Press
Cetakan: Pertama, 2016
Halaman: 204 halaman
ISBN: 978-602-391-079-3
Setiap orang, makhluk hidup, bahkan benda mati selalu memiliki
sebuah perjalanan dari masa lalu hingga
ke masa sekarang. Perjalanan itu biasa disebut kenangan. Dalam kisah cinta,
kenangan menjadi hal yang paling istimewa.
Sejatinya mengingat kenangan itu menjadi kegiatan mengasyikan sekaligus pedih.
Dalam kenangan banyak tertoreh suka, luka, kesedihan, kebahagiaan, bahkan
ketidakpuasan.
Dan inilah sebuah kumpulan cerpen yang mencoba memeras kenangan
dengan cara yang tidak biasa. Kumcer ini terdiri dari dua puluh dua cerpen
pilihan dan delapan diantaranya pernah dimuat di media cetak. Ditulis oleh
Sungging Raga dengan bahasa renyah sehingga asyik untuk dibaca hingga tuntas. Serta
cerita-cerita yang penuh kejutan yang menambah kenikmatan buku ini.
Nalea, sorang tokoh yang dominan dalam buku ini telah melewati
banyak perjalanan cinta dan harus memeras kenangan, meski dirasa pahit dan
membuatnya merelakan semua yang disuguhkan oleh kenangannya sendiri.
Dibuka dengan cerpen yang berjudul Selebrasi Perpisahan
(hal. 25). Menceritakan perpisahan antara lelaki dan wanita di Terminal Tawang
Alun, kota Jember yang dingin dan sederhana. Sepasang kekasih yang mengakhiri
semua perjalanan dengan suasana sunyi. Ada tetesan air mata yang terbalut
kerelaan. Bagaimana perpisahan mereka terjadi?
Kedua, cerpen berjudul Dermaga Patah Hati (hal.32). Judul
yang berhasil membuat penasaran apa yang terjadi di suatu tempat romantis. Ada
seorang wanita yang setia duduk di dermaga hingga tak memerdulikan waktu
berganti siang, malam dan terus berputar. Apa yang dilakukan wanita itu di
dermaga?
Lalu, ada yang mengunakan binatang sebagai tokoh dalam cerpen berjudul
Melankolia Laba-Laba (hal.40). Diceritakan sebuah laba-laba mencintai
gadis penghuni kamar yang ditempatinya. Gadis itu bernama Nalea. Si laba-laba
selalu memerhatikan Nalea sepanjang hari; saat berdandan di depan cermin,
tidur, keluar kamar hingga masuk ke dalam kamar lagi. Hingga suatu saat gadis
itu tak muncul lagi. Si laba-laba tetap menunggu gadis yang dicintainya sembari
berdoa suatu saat gadis itu menyadari bahwa laba-laba memiliki perasaan
padanya. Kemanakah Nalea pergi?
Adapula cerpen berjudul Reruntuhan Musim Dingin (hal. 64).
Cerpen ini menceritakan pada musim dingin tahun lalu, Nalea berkenalan dengan
lelaki asing di Craven Cottage. Kala itu sehabis berjualan permen toffee,
Nalea sedang membaca buku ketika lelaki itu duduk di sebelahnya. Ia kemudian
dinikahi pemilik toko Armoury yang menjual pernak-pernik sepak bola. Apakah
kenangan dapat berkembang menciptakan anak-anak kenangan yang lain? Nalea
selalu bertanya-tanya. Entah ia bertemu lagi dengan lelaki asing itu atau
tidak.
Selain empat cerpen yang telah dipaparkan, masih ada lagi
kisah-kiah penuh imajinasi yang tidak biasa. Menarik dan tak terduga. Hingga membuat berdecak kagum dan takjub.
Bagaimana kisah-kisahnya, bisa ditemukan langsung dalam kumcer ini.
Buku ini inspiratif dan asyik untuk dibaca. Membuka gerbang
pandangan yang lain, mengantarkan pada sisi pesan baik tersirat maupun
tersurat. Buku ini juga sarat makna seperti terdapat beberapa quote yang cukup
mengingatkan kita akan arti sebuah perjalanan, “Waktu memang telah membagi
dirinya sendiri pada setiap manusia” (hal.99). “Hidup memang selalu
menawarkan perpindahan tokoh yang kadang tak diduga.” (hal.d152).
Hanya saja, beberapa cerpen memakai nama Nalea sebagai tokohnya,
sehingga mengharuskan lebih fokus dalam menenggelami setiap cerita.
Lapas dari itu semua buku Cerita-Cerita Pilihan berjudul Reruntuhan
Musim Dingin ini recomended untuk dinikmati. Mengajarkan banyak hal tentang
kenangan dan cara menyikapi perjalanan cinta bila tak semulus seperti yang
dibayangkan. Karena cinta bisa saja gugur dan lenyap. “…cinta telah
gugur di musim dingin puluhan tahun lalu di Craven Cottage, begitu pula dengn
segenap ingatan dan nama-nama yang pernah tinggal, tapi tak pernah sempat
menjadi kekal.” (hal.7).**
Mana reviewnya....
BalasHapusMana reviewnya....
BalasHapusBaiklah, saya berikan review-nya :)
BalasHapus