Sebelumnya saya ingin mengucapkan Selamat Hari Pramuka yang ke-57
semoga Pramuka semakin Jaya dan mampu melahirkan generasi tangguh.
Sebenarnya ini tulisan tidak begitu penting, hanya saja saya
ditodong oleh pembina Pramuka saya semasa SMA untuk bercerita sedikit banyak
mengenai kepramukaan. Jika mengucapkan kalimat 'semasa' saya berasa sudah
terlalu tua, xixi.
Sengaja Menceburkan Diri
Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain kebebasan. Ketika jiwa
terkungkung, maka saat itulah kita butuh sebuah kegiatan yang bisa me-refresh
otak agar jernih kembali. Begitu juga saat saya berada di bangku kelas 2 SD.
Mungkin kalian pernah membaca cerita saya di blog AnisaAE.
Benar, begitulah masa kecil saya dan pesakitannya. Saya hampir
menamai diri saya sebagai orang waras setengah gila. Saat saya kecil banyak
tekanan dalam pikiran dan kehidupan saya. Sehingga saya butuh sebuah kebebasan
yang bermanfaat. Saat itulah saya menceburkan diri dengan SENGAJA dalam wadah
bernama PRAMUKA.
piala LPP 6 |
Saya mulai mencintai kegiatan ini, hingga semakin lama saya tak
bisa Move On dari Pramuka. Jelajah, berkemah, beenyanyi, membangun
kekompakan, susah bareng-bareng, dan semua hal dalam pramuka saya mencintainya.
Di sanalah saya mendapatkan kebebasan...
Di sanalah saya mendapatkan ketangguhan jiwa..
Di sanalah ada sebuah titik terang bahwa saya tak sendirian...
Ibu Terbaik Adalah Pramuka
Kali ini saya tidak akan berbicara kalau pengalaman adalah guru
terbaik. Ah, itu sudah basi. Sudah menjadi rahasia umum.
survival di hutan 3 hari |
Pramuka adalah ibu saya.
Sejak kecil saya diajari oleh Pramuka banyak hal. Mulai dari bagaimana bersikap
dengan teman, bagaimana menghargai orang, bagaimana setia kawan, bagaimana
bersyukur, bagaimana dekat dengan alam, dan bagaimana menjadi setangguh
sekarang.
Bahkan jika disuruh menyebutkan, saya tidak bisa memaparkan detail
faedah pramuka.
Dari Nol hingga Bijaksana
Dulu, saya adalah orang introvert (iyalah kan penulis). Tidak,
harusnya tidak boleh macam itu. Sejak ikut pramuka saya belajar kepemimpinan.
Bekal itulah yang saya pakai untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dan berjiwa
besar. Bekal itu yang saya pakai untuk menjadi ketua kelas, ketua mading, ketua
kelompok, ketua pramuka, hingga ketua Himaprodi saat kuliah. Pondasi organisasi
yang kuat itu adalah pramuka.
Scoutnema dan Sebuah Gerilya
Sejak masuk SMA saya ikut berbagai ekstrakurikuler, salah satunya
tentu saja Pramuka. Dulu, nama wadah pramuka di SMAN Mojoagung adalah PRANEMA
(Pramuka SMA Negeri Mojoagung). Di sana saya banyak mendapatkan teman yang
loyal. Bahkan kehidupan saya di ekstrakurikuler jauh lebih baik dibanding
kehidupan saya di dalam kelas.
Saat di dalam kelas saya hanya care sama anak-anak pramuka.
Bisa disebut pendiam. Ah, bukan begitu juga. Saya ingin bersikap NETRAL. Pasti
kalian pernah tahu kalau di sekolah pasti ada kubu/geng/forum ya begitulah.
Saya sengaja tidak masuk ke dalam satu pun dari kumpulan tersebut dan memilih
untuk menjadi netral.
Sehingga saya cukup bisa ngobrol dengan siapa saja. Namun, rasa itu
beda. Akan terasa sangat beda dengan anak-anak pramuka.
Karena saya pun ikut Paskibra yang bernama PRASNEMA, serta saya
menjadi Sekbid yang cukup penting di dalamnya, teman-teman Paskib menyampaikan
hal mengenai nama Pramuka dan Paskibra yang hampir sama. Saya pun memakluminya,
mereka juga menyampaikan dengan halus.
Akhirnya saya dan anggota pramuka lainnya melakukan diskusi
bagaimana jika nama Pramuka diubah. Saya pun tidak enak karena raga saya berada
di dua tempat itu. Keduanya adalah ekskul yang tak bisa saya tinggalkan.
Akhirnya, kami berdiskusi dan menemukan nama baru "SCOUTNEMA".
Dengan dibantu Wahyu, logo baru kami jadi. Selanjutnya seorang
pembina baru pun masuk. Saya tidak asing dengan beliau. Beliau juga kenal saya
dekat. Orang tersebut juga pernah membina saya semasa SMP dan seorang pembina
Saka Taruna Bumi. Dengan nama baru dan semangat baru, tentu juga dengan pembina
baru kami bangkit kembali.
Semasa menjadi Ketua Pramuka, tentu saya merasa sangat tidak enak.
Saya seringkali tidak bisa membagi waktu antara pramuka dan paskibra. Namun,
saya berbuat sebaik mungkin. Meski ada banyak hal yang belum tercapai.
Untungnya, hingga sekarang Scoutnema tetap Berjaya dengan generasi baru yang
lebih tangguh dibanding saya.
Jiwa-jiwa pemimpin yang lebih cerdas dan lebih semangat. Semoga
kalian tetap meletakkan Pramuka dalam salah satu ruang dalam hati kalian.
Percayalah, pramuka adalah kunci, pramuka adalah sebuah peta yang akan membawa kehidupan kalian lebih dari orang yang tak pernah mencicipi Pramuka.
Meskipun saya sekarang tidak berseragam pramuka, tidak juga bersama
kalian yang sedang berkegiatan pramuka, tapi pramuka masih ada di dalam sebuah
ruang yang akan selamanya saya kunci. Sebuah bekal yang akan saya gunakan entah
hingga sampai kapan.
Berikut ada video adik-adik Scoutnema yang kemarin merayakan Hari
Pramuka ke-57
0 komentar :
Posting Komentar