Anggi Putri
Mungkin banyak yang bertanya, Kak kok nggak lihat tulisan di koran lagi. Hmm, saya agak gimana gitu baca pertanyaan kamu. Baiklah, akan saya jawab dengan cukup sederhana. Saat ini saya masih dalam masa transisi, dimana banyak hal yang ingin saya coba kerjakan tapi waktu tidak memungkinkan. Apa kamu pernah juga berada di posisi yang sama? Jika belum, rasanya sangat menyenangkan mungkin buatmu.
Baiklah, akhirnya saya memenuhi permintaan netijen untuk semangat nulis puisi. Jika kamu kangen dengan puisiku bisa searching di blog ini atau cari saja di internet dengan kata kunci: Puisi Anggi Putri. Semoga keluar puisi saya di sana.
ALAMAT MEDIA YANG MENERIMA KARYA
Kali ini saya mengirim ke koran Dinamikanews. Meski koran lokal dan tidak berhonor, namun saya cukup apresiasi dengan hadirnya kembali dan perbaikan sistem dari mereka. Yups, sebenarnya dahulu kala saya sudah pernah dimuat oleh koran ini tapi setelah itu mereka sudah tidak menyediakan lembar budaya.
Assalamualaikum. Selamat siang.
Naskah puisi anda sdh kami terima. Sedang kami baca dan kurasi. Terima kasih.
Barlan Guntoro|Redaktur Sastra
Setelah kehadirannya lagi di kancah kesusastraan ini, rupanya perbaikan sistemnya cukup bagus. Saya sangat merekomendasikan buat kamu para pemula yang belajar menulis puisi dan ingin tulisan masuk koran. Koran Dinamikanews ini bisa menjadi wadah yang tepat. Kenapa? Karena kalian akan mendapat balasan naskahmu akan direview pihak redaktur dan kamu disuruh menunggu. Nah, sisanya tunggulah barang 2 minggu. Jika dimuat Alhamdulillah, jika tidak ya wasyukurillah. Semua pasti ada hikmahnya.
Alamat email Dinamikanews: dinamikanews@yahoo.co.id
Kamu harus kirim 10 puisi dan jangan lupa untuk menyertakan biodata narasi di akhir naskahmu (masih dalam satu file). Jika masih bingung bisa baca:
TUTORIAL KIRIM KARYA KE MEDIA
Berikut akan saya cantumkan beberapa puisi yang dimuat, barangkali di gambar kurang jelas.
Kenang Terkenang
kenanglah hingga hilang,
meski hidup hanya menjanjikan sesaat
dan ketimpangan-ketimpangan yang
sederhana
manusia hanya secarik kertas
dengan titik di atasnya, meski
banyak hasrat tersungkur di jari-jari
dan keinginan hanya sebatas pintu kota
yang sulit dibuka semua
diamlah, hingga subuh terdengar mesra
di antara barang bunga tulip
segenggam asa, di antara embun jatuh
tak ada kata runtuh
hingga sinar pagi menjemput
orang-orang untuk menjajakan kenangan
Sby, 29 Oktober 2018
Epilog
telah usai kutanak air mata
untukmu. senja pun gugur di dada
bersama akar-akar gelisah yang melata
dan rasa sakit yang berubah jadi samudra
sudah selaksa waktu sangsai
mengasah usiamu yang berhenti
di ufuk rindu. biar kutabur kenangan
tepat di atas ranah kepulangan
yang sebenarnya telah terbakar ingatan
kuhidu sekali lagi aroma kembang
yang kelopaknya menyelimutimu,
menyelimuti memori, hati, dan dunia
sudah berbeda; kau lebur dalam doa
Jombang, 23 Juni 2018
Suatu Petang
pecahan matamu telah kubaca
mulai cerita musim dimana
hari berpulang, begitu cepat tanpa diksi
senja mati terbakar sepi
kuhidangkan secangkir kopi
dan obrolan petang meski matamu
masih saja tergenang
bersama potongan-potongan gerbong kereta
perjalanan, mimpi, cita, dan lamunan usang
doa subuh telah hangat di tungkumu
meski genggamanku sebatas ilusi
datang dan pergi
dan kutatap kau terus menyeruput air
mata;
kepergian abadi
Jombang, 23 Juni 2018
0 komentar :
Posting Komentar