Nonton
film yang katanya komedi tapi gak lucu itu sakitnya di sini. Nyelekit! Apalagi film dengan tema
sekolahan atau perkuliahan yang flat dan
alurnya kurang menantang.
Saya
sudah menolak dua kali pada jam yang sama atas ajakan buat nonton film Mahasiswi Baru. Tapi, temen saya bilang wis tala bedo-bedo, aku wis nonton trailer e
ngakak pol! Yowis, saya menyerah dan mbatin awas nek gak apik.
Saya
sih sok menebak jalan ceritanya, pasti menceritakan tentang cinta-cintaan di
kampus yang ‘menye-menye’. Meski belum berangkat buat nonton, batin saya sudah ngoceh sendiri. Akhirnya panas-panasan
naik ojek online, saya berangkat ke Delta buat nonton pemutaran pertama film Mahasiswi Baru.
Pemutaran
film masih lima belas menit dan Mas penjual popcorn tidak berhenti merayu saya
untuk membeli. Lima menit, sepuluh menit... telinga saya akhirnya panas dan
beli dong dua popcorn rasa asin. Meski tak tahu saya akan fokus ngunyah popcorn
atau ngakak lihat filmnya.
Film
dimulai, saya lemas karena tebakan adegan awal benar. Adegan pertama yang
diperlihatkan adalah kegiatan OSPEK di lapangan. Baiklah, selanjutnya apa? Oma
Lastri yang diperankan Widyawati baris di antara mahasiswa yang usianya sama
dengan cucunya. Lintas generasi membuatnya tidak mengerti banyak hal sehingga
banyak pertanyaan yang dilontarkan ke senior maupun Dekannya.
Tak
lupa ada panci yang digunakannya sebagai topi. Saya makin mikir saat seorang senior
menendang panci dengan kuat dan melarang Lastri menerima telepon. Apakah akan
banyak kekerasan dalam film ini? Adegan intro beberapa menit itu sempat membuat
saya membenarkan kekecewaan yang mainstream. Tapi, adegan itulah yang
mengantarkan pada benang merah cerita, mulai dari latar belakang Lastri kuliah,
masalah-masalah yang dialami genk-nya, hingga cerita tamat.
Dari
sisi cerita, tema yang diangkat sangat umum yaitu tentang dunia perkuliahan.
Namun hal yang membuat unik adalah tokoh yang kuliah adalah orang tua. Lastri
mencoba membuktikan kalau menimba ilmu itu tidak memandang usia. Tapi, hal yang
benar-benar menarik dari Mahasiswi Baru
adalah adaptasi Lastri dengan bahasa kekinian dan perilaku anak zaman now.
Sebagai
penikmat film komedi, Mahasiswi Baru
memang masih jauh dari guyonan di film-film Thailand. The Mermaid garapan
Stephen Chow misalnya yang memiliki lelucon tingkat dewa. Meski demikian,
tingkat komedi dalam Mahasiswi Baru
cukup tinggi jika dibanding film-film Indonesia lainnya.
Hal
lain yang tak kalah menarik dari film Mahasiswi
Baru adalah kehadiran Morgan Oey sebagai anak alay yang rajin banget bikin
vlog di kampus serta Mikha Tambayong dan Umay yang membantu semua masalah
Lastri. Kemunculan mereka bisa membuat ‘weteng kaku ngakak terus’ dari awal
hingga akhir film. Apalagi dalam film itu mereka disandingkan bersama dalam
sebuah genk, saling bersahutan satu sama lain, beradu celetukan yang membuat
suasana pecah.
Selain
itu, kehadiran Sonia Alyssa sebagai Reva, seorang mahasiswi berwajah bule tapi
berlogat Jawa. Karakternya menghadirkan teka-teki tentang latar belakang
kehidupan. Reva yang paling cerdas di antara teman-temannya itu diketahui
sering tidur kampus karena harus melakukan hal lain di malam hari. Karakternya
menjadi gambaran mahasiswi rajin yang sering mendapat IPK tinggi.
Jangan
lupakan sosok Dekan ribet diperankan Slamet Rahardjo. Seorang Dekan yang selalu
ingin melindungi nama baik fakultasnya ini menyukai hal-hal berbau legend dan
cukup matre. Restoran mahal Flamboyan menjadi tempat makan favoritnya.
Karakternya sangat kuat, tak heran karena Slamet Rahardjo bukanlah aktor bau
kencur.
Mahasiswi
Baru berhasil menyuguhkan pesan sosial dengan cara yang tidak biasa. Membuat
saya merasa tidak digurui tapi mendapatkan nasihat tersendiri setelah menonton.
Apalagi ada quote menarik di setiap ucapan Lastri yang membuat saya baper.
“Kehilangan bukannya alasan untuk berhenti, tapi kehilangan adalah alasan untuk terus bergerak.”
Banyak
sapaan dan kalimat ala anak 'zaman now' yang mampu mengundang riuh tawa luar
biasa. Ada juga lelucon sehari-hari yang meski didengar beberapa kali tetap
lucu. Lepas dari semua itu, film ini efektif buat ngilangin stres.
0 komentar :
Posting Komentar