Sebenarnya saya hanya iseng kirim karena masih agak gimana kalau nggak diterima. Akhirnya hari Rabu saya mengirim 7 buah puisi itupun puisi yang saya tulis karena ada tantangan 7 hari menulis puisi. Saya juga tidak tahu karakter puisi yang diinginkan oleh koran Sura Merdeka atau SM ini, namun beberapa teman penulis mendesak saya agar segera mengirim.
Rabu malam puisi saya terkirim. Hari minggu ada kabar sudah dimuat. Tentu saja saya kaget, secepat itukah. Kadang saja koran lokal bisa 2 minggu baru dimuat. Ya, mungkin ini keberuntungan yang sedang berpihak pada saya. Apapun itu patutlah bersyukur.
Satu diantara puisi yang termuat dalam koran SM ini saya persembahkan untuk seseorang yang akhir-akhir ini menjadi penyemangat saya dalam berkarya dan bergerak.
Email SM; swarasastra@gmail.com jika sahabat semua juga mencoba kirim. Ingin kirim ke koran lain baca di sini
Omong-omong SM ini ada honornya tapi konon katanya sangat sulit cair dan harus menagih berkali-kali. Sampai saat ini saya juga berusaha mencairkannya, jika sahabat semua pernah dimuat dan bisa cair bisa sekali infokan ke saya bagaimana caranya. Terima kasih dan selamat membaca puisi-puisi saya.
Satu diantaranya saya letakkan sini.
TERGENANG
kudengar napasmu sebelum jubah
malam pulang
mengantar wicara yang beringsut
pada akar kesunyian. hingga segala tergenang
menjadi sepotong harapan
membusur panah ke jantung waktu
masih kudengar napasmu sebelum
mimpi menjemput
kulihat wajahmu terlelap di seberang kota
sebelum pagi bermandikan intrik
pada jalan-jalan sepi
masih kuingin dengar napasmu
hingga musim tak menentu
hingga surut seluruh ragu;
dirimu
Surabaya, 14 Februari 2018
0 komentar :
Posting Komentar