Minggu, 17 Februari 2019

Pengalaman Ikut Unsa Ambassador Part 1: Melawan Senior?


Unsa Ambassador 2019

Holla, pada postingan kali ini saya tidak akan begitu formal karena memang berniat untuk bercerita pada kalian semua. Banyak yang nanya ke saya baik melalui Whatsapp, inbox, maupun DM di instagram (kok Geer-nya berasa artis). Nah, akhirnya saya akan berbagi sedikit pengalaman saya dari awal ikut Unsa Ambassador 2019.

Kenapa Ikut Unsa Ambassador 2019?

Begini, ah seperti talkshow formal saja :D Niat awalnya itu sebenarnya di tahun lalu. Saya pernah ikut Unsam 2018 namun belum beruntung saja, atau lebih tepatnya saya menyerah lebih dulu. Yaps, tahun 2018 saya disibukkan dengan skripsi yang enggak juga disetujui dosen (derita semester tua hehe). Akhirnya saya enggak maksimal dalam mengerjakan tugas Unsam yang terkenal ‘horor’ itu. Sebenernya horor beneran enggak sih? Emm, nanti saya bahas deh, haha. 

Singkatnya, itu menjadikan rasa penasaran saya terhadap Unsa Ambassador. Ajang apa sih ini, ah masa nggak bisa sih? Kok cemen banget sih? Begitulah saya mengutuki diri sendiri. Apalagi, di 2018 Kak Reyhan bisa loh sampai Runnerup. Ya, tentu saja saya penasaran dong, kenapa saya enggak bisa. Tapi, saat itu tahu alasan kenapa gagal. Ya, emang saya enggak maksimal kok nulisnya. Otomatis langsung eliminasi haha. Akhirnya berniat sekali untuk ikutan Unsam 2019 akibat rasa penasaran.

Kesan Pertama dan Daftar Unsa Ambassador 2019

Shock! Tentu saja. Loh, kenapa? Setelah saya mengamati ajang ini, baru tahun 2019 yang ENGGAK BATASIN UMUR. Eiittss, bukan umur saya ketuaan loh ya, justru kebalikannya haha. Jadi, biasanya di persyaratan itu ada tulisan “usia maksimal 25 tahun”. Tapi untuk tahun ini tidak dibatasi umur. Bagaimana enggak shock, otomatis lawannya adalah para senior bahkan dewanya senior (ini yang ada di pikiran saya). 

Akhirnya masih enggak gentar, tetap saya mendaftar. Daaan, persyaratan daftarnya itu selalu beda tiap tahun ya. Jika di tahun 2018 syarat daftarnya saya harus bikin video yang berisi proses kreatif, maka di tahun 2019 saya hanya mengirimkan CV penulis saja. Tapi, ya enggak ‘hanya’ karena yang saya kirim berlembar kalau enggak salah loh :D pokoknya tulis saja semua prestasi, apa saja kegiatan yang diikuti, komunitas, dan segala ‘tetek-bengeknya’. Enggak ada alasan khusus sih, pikiran saya, seperti menjawab pertanyaan waktu SMA, makin panjang makin bagus (ngarang ini mah :v).

Setelah saya kirim CV ya sudah saya tinggal menunggu lolos atau enggak. Setelah menunggu, pengumuman tiba ada 10 orang yang lolos (katanya). Saya SHOCK lagi dong karena ada 2 peserta undangan. What? Peserta undangan, maksudnya? Udah keder duluan sebenernya. Tapi, ya sudahlah... hadapi atau tidak sama sekali (sok).

Nama-nama yang tertera di antaranya ada Baiq Cynthia dan Justang yang pernah ikutan di tahun kemarin juga. Bahkan Kak Justang udah kali ketiga apa keempat loh, terbukti dia tak gentar, pikir saya. Jadi, saya juga harus tak boleh gentar (harusnya). Setelah melihat nama-nama lain, hmm... ada Wahyu (saya enggak kenal haha), Ansar (nyoba stalking langsung IG-nya haha), Murni (udah kenal dulu sering se-grup kepenulisan), Rokhmat (baru ngeh sama namanya), Pardo (pernah tahu dia berseliweran di beranda), Widi (kenal juga dari grup kepenulisan zaman baheula), Linda dan Jihan (belum tahu), Vivi (berteman di facebook sih. 

Tips buat kalian yang mau ikut Unsam, sebaiknya kalian membaca peserta dulu hehe. Maksudnya, kalau kalian tahu mereka pasti tahu tulisan mereka juga. Jadi, bisa prediksi dikit-dikit gitulah. Mungkin loh ya, ini hanya menurut saya pribadi.

Saya waktu itu merasa: loh aku peserta paling kecil deh kayaknya, lawanku dah berumur (baca: dewasa) semua gitu. Terus, apa aku bisa... apa aku bisa? Tapi, ya sudah melangkah saja. Pertama sebelum tugas keluar untuk mengeliminasi 2 orang pertama saya sempat enggak yakin karena pada posisi itu tahun lalu saya didepak (baca: dieliminasi) haha. Jadi, ya agak takut gitu, strategi harus ada meski belum kepikiran. Saya hanya berdoa, jangan Komedi ya Allah, jangan... jangan...
----
Segitu dulu, next saya lanjut di Part- 2 hehe. Komen kalau saya memang harus bercerita lagi. Atau enggak perlu dilanjut ke Part-2?

2 komentar :