Senin, 26 Mei 2014

Kelana Diri

Jarum jam masih kutatap lekat, ada sepenggal penat yang terkubur dalam kelam, tirani dedaunan menengadah pada Muti Mahamulia, dalam bibir wicara tersimpan, secercah mimpi!

Masihkah mata ini enggan terpejam?
Menyaksikan kesaksian malam ini, hinga fajar geluti pagi, melantunkan puja-puji, menyeduh secangkir harap.

Raja siang pun akan menjemput dengan kehangatan dan menyibakkan selimut-selimut pesimis.
Lantas menggantinya dengan busur mata panah yang siap dilepaskan ... melesat ke ujung dunia, mencecap cakrawala.

Adakah kiranya senja mendekap penuh langsar tak terperi? Asa yang diselempangkan dulu akan terganti, selaksa malam berganti pagi, kembangkan sayap-sayap ambisi.

Semua kan penuh arti,
arti kehidupan
arti keikhlasan
arti sebuah senyum terkasih
: bertasbih

Kelana diri, 19 Mei 2014

0 komentar :

Posting Komentar