foto by KangErik |
Apakah kamu mengaku generasi muda? Eitss, jangan dijawab dulu.
Sebaiknya kamu baca dulu tulisan ini agar bisa menjawab pertanyaan yang sepele
tapi sebenarnya sangat kompleks ini.
Tentulah saya mengaku pemuda, dan tak akan sia-siakan kesempatan dengan
menulis yang tidak bermanfaat bagi pembaca saya.
Zaman now, banyak kasus yang bertentangan dengan nilai kebangsaan.
Beberapa kasus itu timbul karena pesan broadcast yang dibagikan sembarangan di
grup-grup media sosial yang isinya belum tentu benar adanya. Nilai-nilai kita
seperti menghormati keberagaman, tolong-menolong, dan gotong-royong mulai
tergerus. Era digital memunculkan banyaknya informasi yang masuk tanpa ada
saringan. Lantas, apa yang harus kita lakukan?
foto bersama Bapak Maruf Cahyono |
"Sebagai generasi yang hidup di zaman ini, yang harus kita lakukan adalah menyerap konowlegde sebanyak-banyaknya sebagai perisai dari informasi-informasi yang beredar sangat pesat di media online," ujar Pak Maruf Cahyono, Sekjen MPR RI
Dampaknya bukan hanya untuk pribadi, melainkan juga negara. Tak
heran, jika kita tahu dari para tokoh, Indonesia saat ini sedang diserang
dengan beragam hal yang dapat merusak kualitas pemuda, seperti pornografi,
narkoba, game, dan semacamnya.
Karena hal itulah membuat MPR khawatir dan menggandeng netizen
Surabaya untuk menggemakan kembali nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia melalui
Sosialisasi 4 Pilar MPR.
MPR dalam kesempatan tersebut juga menekankan tentang pentingnya
peran generasi muda dalam menjaga keutuhan bangsa ini. Sejak dulu, pemuda
selalu berada di garis terdepan. Mulai dari Kebangkitan Nasional pada tahun
1908, Sumpah Pemuda pada tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
pada tahun 1945, bahkan ketika Reformasi bergulir pada tahun 1998, semua melibatkan
peran pemuda!
Oleh karena itu para pemuda yang hadir dalam acara “Ngobrol Bareng
MPR” saat itu juga diajak untuk turut membangun kesadaran masyarakat akan
penerapan nilai-nilai Pancasila, membangun kesadaran akan konstitusi dasar UUD
1945, bangga dan bersatu dalam keberagaman yang merupakan pengejawantahan
Bhinneka Tunggal Ika, demi makin jayanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahkan kita bisa mengambil
makna dari perkataan Presiden Ir. Soekarno,
“Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” akan terjadi.
Dalam acara #NgobrolBarengMPR kemarin saya seolah tertampar dan
langsung merenungkan kembali bahwa kita harus bangga menjadi bagian dari
Indonesia yang memiliki keanegaragaman budaya, berasal dari macam-macam suku
bangsa, dan masih sangat banyak kekayaan luhur yang kita punya.
4 Pilar MPR yang dimaksud adalah PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal
Ika, NKRI, dan UUD 1945)
Pancasila
Kita semua harus sadar negara kita ini negara besar, terdiri dari
berbagai macam suku, agama dan adat istiadat. Pulau-pulau yang membentang dari
barat ke timur meliputi ribuan kilometer. Untuk itu dibutuhkan pilar/tiang yang
kuat sebagai penyangga bangsa ini yang memang disesuaikan dengan kondisi bangsa
kita yang beragam.
Pancasila merupakan karunia terindah dari Tuhan Yang Maha Esa
sebagai alat pemersatu serta sebagai pendangan hidup untuk kehidupan
sehari-hari. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat akan
menciptakan kerukunan.
UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia yang
ditetapkan oleh para pendiri negara pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD1945
merupakan pandangan hidup, cita-cita dan falsafah yang merupakan nilai-nilai
luhur bangsa dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan negara. Dengan
berpedoman pada hal tersebut, anak muda tidak akan bersikap ‘sak karepe
dewe…’ karena mereka telah memahami arti dari isi UUD 1945.
NKRI
Sudah sering kita dengar “NKRI HARGA MATI….!!!!” Begitulah
teriakan-teriakan yang sering kita dengarkan saat para pejuang kesatuan
Republik Indonesia terusik hatinya ketika ada yang mengganggu dan mengancam
kesatuan Republik Indonesia.
Darah anak bangsa tumpah… tangis ibu tak terbendung ketika menunggu
anak mereka tak pulang karena ikut berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan mengetahui makna NKRI sebagai bentuk negara, masyarakat
khususnya anak muda akan semakin kuat jiwa nasionalisme mereka.
Bhineka Tunggal Ika
‘BERBEDA-BEDA TAPI TETAP SATU JUA’ begitulah makna dari Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Masyarakat akan lebih bangga dengan
bangsanya yang beragam ini. Keberagaman ini adalah anugerah…keberagaman ini
adalah aset tak ternilai. Jika kita bisa menerima keberagaman ini bangsa kita
akan semakin maju karena kita semua bersatu.
foto by KangErik |
Nah, sekarang kamu pasti
sudah bisa menjawab pertanyaan di awal tadi. Dan masihkah Indonesia kita?
Kembali renungkan, kembali kenali Indonesia dengan 4 Pilar MPR. Tentu saja
penegakan keempat pilar tersebut bukan hanya tanggung jawab MPR RI saja, tapi
tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?
0 komentar :
Posting Komentar