Sabtu, 26 Desember 2015

MAKALAH SEJARAH SASTRA ANGKATAN MASA JEPANG

MAKALAH SEJARAH SASTRA
ANGKATAN MASA JEPANG
Periode 1942-1945






Disusun oleh:
1.      Anggi Putri Winarti (14610033)
2.      Dyah Ayu Permatasari (14620005)
3.      Nisa’ul Fadhilah (14610019)
4.      Kolekta Dewi Satri (14610016)
5.      Merza Carolina (14610025)


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
2014-2015



MENANGKAP MAKSUD TUTURAN MELALUI UNSUR SEGMENTAL LEGENDA JAKA TARUB (Penulis: Anggi Putri)


A.      Pendahuluan
Menurut Keraf (1997:1) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia (http://fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html?=1). Agar komunikasi tersebut berjalan dengan baik, kedua belah pihak memerlukan bahasa yang dapat dipahami bersama. Wujud bahasa utama ialah bunyi. Bunyi-bunyi tersebut disebut bunyi bahasa, yaitu perwujudan dari setiap bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (id.m.wikibooks.org/wiki). Dalam pengucapannya, bunyi bahasa dapat disegmentasikan atau dipisah-pisahkan, bunyi yang dapat disegmentasikan itu terdapat unsur-unsur yang menyertainya sehingga disebut bunyi segmental. Dengan demikian, dianggap penting mengkaji mengenai bunyi-bunyi segmental tersebut. Guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam (http://fonologi.blogspot.com/2012/06/klasifikasi-bunyi-segmental-dan.html?=1).

Minggu, 20 Desember 2015

Tuban, Kota Sejuta Keindahan

Tuban merupakan salah satu kota di Provinsi di Jawa Timur yang kaya akan tempat wisata, yang paling populer adalah pantainya. Kapan hari saya pergi berkunjung ke Tuban. Ada beberapa tempat yang saya kunjungi.

Pertama, Pantai Boom. Sebuah pantai yang sangat eksotis karena langsung menghadap ke arah jalan raya. Bahkan awalnya saya mengira pantai tersebut hanyalah seperti danau, tetapi setelah dijelaskan oleh Nastain Achmad yang merupakan penghuni asli Tuban, saya barulah merasa takjub karena pantai Boom sangatlah luas. Angin semilir membuat rasa kantuk tak kunjung musnah. Belum lagi hamparan padang rumput yang menghadap pantai bisa menjadi tempat lesehan paling nyaman sambil makan camilan atau sekadar bercerita-cerita. Cukup merogoh kocek 5000 rupiah kamu sudah bisa masuk ke spot wisata satu ini. Ketika menjelang maghrib beberapa lampu dinyalan dan saya baru sadar kalau ada jembatan di sebelah timur yang berdampingan dengan sebuah gapura. Seperti bukan di Tuban saja ketika berfoto di sana, hehe...



Tempat wisata kedua, Goa Akbar. Sebuah gua yang memang sudah dibuka untuk kunjungan umum. Tempatnya sangat eksotis masih ada stalakmit dan stalaktit yang alami. Ada pula sumber air asli dari Goa Akbar yang tergenang di beberapa titik dalam goa. Tapi ingat guys, ada larangan keras untuk buang sampah sembarangan dan larangan merokok dalam goa, serta jangan coret-coret gua. Ya, hal itu menurut saya sangat wajar agar tidak menodai kekayaan alam yang ada. Biar tidak cepat rusak gitu, belum lagi anak cucu kita kan pasti ingin tahu juga. Nah, untuk masuk ke Goa Akbar cukup mengeluarkan uang 2500 rupiah plus parkir 2000 rupiah (jika bawa motor).

Tempat berikutnya adalah pasir putih. Sebuah pantai yang luas dengan pasir putih sepanjang rentang pantai. Udara di sana memang panas, tetapi ada titik di tepi pantai yang sejuk karena ditumbuhi oleh pepohonan, salah satunya pohon pinus guys. Juga terdapat banyak warung berjajar di sana menyediakan es kelapa, kopi, dan makanan ringan lainnya. Untuk ke tempat ini tidak ada biaya alias gratis. Hanya saja, bayar parkir 2000 rupiah.

Selanjutnya, saya meluncur ke alun-alun kota Tuban. Waktu sudah menunjukkan maghrib tetapi perut keroncongan sehingga membuat niat untuk makan disana. Sengaja saya tidak memilih makanan berat karena hari sudah malam. Saya memilih membeli siomay di alun-alun depan Masjid Akbar Tuban. Siomay di sana sangat enak, banyak sayurannya maksudnya. Karena saya penggemar sayuran, hehe...

Nah, terakhir ada wihara terbesar di Asia Tenggara letaknya tak jauh dari Pasir Putih yang saya ceritakan sebelumnya. Tetapi, ketika itu saya datang tidak tepat waktu. Ketika itu ada jadwal peribadatan sehingga tidak diperbolehkan ada kunjungan.

Oke, guys, Semoga pengalaman wisata tersebut dapat menginspirasimu untuk terus mencintai wisata di Indonesia yang masih banyak lagi tentunya. Sebenarnya di sini lebih beautiful daripada luar negeri lho.

Selamat berwisata!

Resep Masakan Anti Mainstream buat Anak Kost




TELOR CRISPY

Sudah pernah dengar makanan yang satu ini? Hmm, pasti belum ya. Iyalah ini resep baru lho. Resep yang nggak pake ribet bin lama, xixi

Bahan:
- telur
- garam
- tepung crispy

Cara buat:
1. Buatlah telur dadar seperti telur dadar seperti pada umumnya
2. Potong-potong sesuai selera
3. Baluri dengan tepung crispy (merk apa saja)
4. Kemudian goreng hingga renyah
5. Siap disantap

Wiiih, mudah, kan? Mudah banget lho. Selamat mencoba!

Tumis Sayur (buat vegetarian)



Kali ini resep spesial buat kamu yang menjalani program diet atau vegetarian. 100% tanpa lemak hewani. Dan resep ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memasaknya. Kamu cukup meluangkan waktumu 15 menit untuk membuatnya. Yuk, simak resepnya!

Bahan:
- Wortel
- Sawi putih
- Jamur tiram
- Jamur kancing
- selada
- Cabai merah (untuk menyedap)
- Bawang goreng
- brokoli
- air secukupnya

Bumbu:
- bawang merah 2 siung
- bawang putih 1 siung
- garam secukupnya
- cabai rawit sesuai selera
- tepung maizena
- minyak sayur
- lada

Cara membuat:
1. cuci semua sayuran yang sudah dipilih
2. potong semua sayuran, ukuran menyesuaikan selera masing-masing
3. Cincang bawang merah dan bawang putih
4. potong kecil-kecil cabai rawit
5. Keluarkan biji dari cabai merah kemudian potong serong (seperti di gambar)
6. Tumis semua bumbu hingga tercium harum
7. Masukkan semua sayur kemudian tambahkan setengah gelas air
8. Tambahkan garam dan lada
9. Masak hingga agak layu, jangan terlalu layu karena dapat menguapkan semua vitamin yang ada dalam sayuran tersebut.
10. Angkat dan sajikan dengan bawang goreng serta cabai merah.


Selamat mencoba!

Brownies 3S no mixer, no oven, no ribet!



Ini nih resep yang nggak pake ribet, bisa dicoba buat pemula yang baru belajar masak. Anti gagal deh, yang penting turuti resep di bawah ini.

Bahan:
- 3 sdm Tepung terigu
- 3 sdm gula pasir
- 1/4 sdt soda kue
- 1 butir telur
- margarin sebagai olesan (secukupnya)
- 3 sdm minyak sayur
- 1 sachet skm cokelat
- 1 sdm cokelat bubuk
- meises


Cara pembuatan:
1. Kocok lepas 1 butir telur menggunakan garpu
2. Masukkan 3 sdm tepung terigu, campur hingga rata
3. Masukkan skm kemudian aduk lagi
4. Masukkan soda kue
5. Campurkan 3 sdm minyak sayur
6. Masukkan adonan ke dalam cetakan yang sebelumnya telah diolesi margarin, bisa loyang, mangkuk, atau wadah apapun yang tahan panas.
7. Kukus sekitar 15-30 menit
8. Siap dihias, bisa menggunakan meises, sprinkle, cocochip, atau kismis (sesuaikan selera)


Selamat mencoba!

Radar Surabaya, 20 Desember 2015


Alhamdulillah,
Ada lima puisi saya yang dimuat Radar Surabaya edisi 20 Desember 2015. Mungkin sebagai penutup tahun ya hihi... Meski puisi ini tertulis nama Nastain Achmad bukan nama saya. Tetapi setelah itu redaksi meminta maaf karena tidak mengganti nama yang termuat minggu lalu dengan nama saya.

Ada beberapa judul yaitu Sebuah Balasan, Anak Tuhan, Pintumu, Ibu, Odha, dan Lajur. Hampir semua dari puisi tersebut mendapat inspirasi dari kegiatan seminar yang beberapa waktu ini saya ikuti.

Mari berkarya, sobat. Terus bergerak!

Salam.

Radar Banyuwangi (Jawa Pos Grup) 11 Oktober 2015

Kali ini ada empat puisi saya yang dimuat Radar Banyuwangi (Jawa Pos Grup) edisi 11 Oktober 2015. Antara lain judul puisinya "Waktu", "Amuk Rindu", "Na", dan  "Setapak". Semoga puisi-puisi ini menginspirasi Anda untuk mengirim di media. Memang cukup sulit, tapi lebih baik Anda mencobanya.

Selamat menikmati, tabik!

Buletin Jejak vol 51 (Puisi-puisi Anggi Putri)


Selamat menikmati puisi-puisi saya di Buletin Jejak volume 51. Ada dua puisi yang dimuat berjudul "Rangkaian Bunga di Pusara" yang isinya tentang rasa rindu saya terhadap Simbah yang telah berpulang beberapa bulan lalu sebelum puisi ini dimuat. Judul kedua "Angin Kembara" merupakan puisi sekaligus judul buku kitab puisi saya yang terbit di tahun 2015 juga. Saya sempat kaget setelah dimuat, karena saya pikir sangat sulit menembus Buletin sastra yang satu ini karena kuratornya jelas-jelas dari para penyair yang hebat. 

Saya beruntung, dan patut bersyukur. Berkah 2015. Alhamdulillah.

Rabu, 28 Oktober 2015