Di balik daun
telingaku,
Aku mendengar
halus kasihmu
Terayun-ayun
dengan sejuta mimpi yang belum tercipta
Seulas senyum
berbalut rindu
Dari ranah
kota kecil tercinta,
Tuhan
menitipkanku pada timangan wanita perkasa
Pada punggung
yang senantiasa membanting tulang tiada henti
: dalam sebuah
asa
Lelakumu,
lelakuku
Kekata yang
teruntai adalah semangat
Puja yang
terangkai adalah payung kehangatan
Menuntun
selalu tapak masa demi masa
Mulai fajar
mengajarkan merangkak,
Hingga sang
senja melukis arti kehidupan
Aku masih
teteskan mutiara cinta
Untuk Bunda,
jua Ayah
Sayang itu masih
merenggutku?
Menenggelamkan
dalam samudera rasa
Tiap rintik
hujan yang menyapa
Daku bertasbih
untuk Bunda
Tiap mentari
bersinar terang,
Daku merapal
puja pada semesta
: jiwa
Pada Muti
Mahamulia,
Kusebut
nama-nama di sepertiga malam
Seulas senyum
yang membuat tidurku lelap
Pun sebuah
risalah yang bangkitkan mimpi
Tiada kasih
yang kian abadi
Kecuali kasih
orang tua tercinta
: gelora
0 komentar :
Posting Komentar