Saya
sebetulnya kurang suka film romantis karena takut kecewa dengan cerita
melankolis yang 'itu-itu saja'. Setelah seorang teman yang mengatakan kalau
film ini memiliki sentilan komedi dan digadang punya rating lebih tinggi dari
The Nun (2018), maka saya bertekad,"saya harus nonton!"
***
Keluarga
sebagai unit terkecil yang memiliki peranan sangat penting dalam masa depan
anak-anak mereka. Begitu juga bangsa Asia yang memiliki kepercayaan tersendiri
dan budaya keluarga yang dianggap sebagai 'warisan' sehingga harus ada dalam
setiap generasi ke generasi.
Singkat
kata, mengingat adanya kecenderungan kelas atas selalu menentukan zaman, harta
menjadi satu syarat yang dipandang penting saat keluarga memilih pasangan untuk
anaknya. Hal ini menjadi konflik tersendiri dalam batin anak, sehingga muncul
sebuah penolakan.
Puluhan
tahun film romantis menjadi genre yang paling banyak diproduksi. Coba ingat,
sudah berapa ribu film romantis hadir di Indonesia? Namun, tak sedikit yang
memiliki alur dan ending sangat sederhana dan mudah ditebak. Inilah yang
terkadang membuat penonton bosan dan malas menonton film romantis kembali.
Film
Crazy Rich Asians hadir dengan genre romance comedy. Apakah akan
sama membosankan layaknya film ‘cinta-cintaan’ lainnya? Meski proses perilisan
di Indonesia lebih lambat tiga pekan dari debutnya di Amerika Serikat, hal ini
tak membuat penonton kecewa. Film romantis komedi garapan Jon M. Chu ini
diadaptasi dari novel karya Kevin Kwan dengan judul sama. Film yang berkisah
tentang keluarga, cinta, dan harta ini cukup menarik untuk saya ulas.
Seorang
profesor ekonomi, Rachel Chu (Constance Wu) tidak sadar berpacaran dengan
lelaki kaya raya bernama Nick Young (Henry Golding). Berawal dari ajakan Nick
ke pernikahan sahabatnya sekaligus mengenalkan Rachel ke keluarganya di
Singapura.
Tak
disangka, Nick Young merupakan lelaki yang menjadi incaran semua wanita kelas
atas. Bahkan berita tentangnya bisa menjadi tranding topic dunia hanya
beberapa menit. Inilah yang membuat Rachel dibenci seluruh penggemar Nick.
Wanita berdarah Asia-Amerika ini tidak goyah dan tetap ingin menjadi pendamping
Nick.
Tidak
seperti kebanyakan film romantis yang menunjukkan relasi dibangun pelan-pelan
dari salah satu pihak. Di sini, Rachel dan Nick sudah menjalin hubungan satu
tahun di awal film. Nick yang merantau ke New York bertemu dengan Rachel dan
saling jatuh hati.
Namun,
semuanya menjadi rumit saat ibu Nick, Eleanor Young (Michelle Yeoh) mulai tak
setuju dengan kehadiran Rachel. Beruntungnya, Peik Lin (Awkwafina) muncul
sebagai penyelamat dan membantu Rachel untuk menghadapi keluarga besar Nick
yang penuh dengan pandangan budaya Asia. Apakah Rachel berhasil menghadapi
keluarga glamour Nick?
Menghibur
dan Benar-Benar Gila
Sutradara
Jon M. Chu telah berhasil membawa nuansa Asia ke dalam film romantis komedi
ini. Film berdurasi 119 menit ini memiliki jalan cerita yang sederhana namun
cukup sulit ditebak, sehingga membuat penonton enggan meninggalkan tempat
duduknya.
Lelucon
yang dihadirkan pun tidak 'receh' dan membuat penonton merasa janggal. Inilah
yang membuat para penonton terpingkal-pingkal akibat pemainnya yang kocak. Awal
cerita kita sudah dibuat terkejut dengan tindakan Eleanor Young (Michelle Yeoh)
yang ditolak mentah-mentah oleh pihak hotel London karena memiliki tampilan
orang Asia.
Akhirnya
Eleanor menelepon sang suami untuk membeli hotel tersebut. Para petugas tak
percaya menghadapi kenyataan bahwa orang yang ditolak sekarang menjadi
atasannya. Kegilaan lain masih berlanjut dari kehadiran Peik Lin (Awkwafina)
yang mengocok perut. Sentilan kecil tapi menghibur juga diberikan oleh Nico
Santos dan Ken Jeong.
Bukan
Hanya Bicara Soal Cinta, Lho
Jika
tidak dikemas dengan baik, film ini mungkin hanya menjadi sebuah roman picisan
layaknya di sinetron. Namun, Peter Chiarelli dan Adelle Lim berhasil merangkai
kisah sederhana menjadi sangat relevan dengan dialog yang berkualitas. Tidak
hanya cinta yang ada di dalamnya, tapi budaya Asia yang kental juga menjadi
atmosfer film yang rilis di Indonesia 11 September 2018 ini.
Di
balik adegan romantis Rachel dan Nick, disajikan pula pentingnya arti sebuah
keluarga bagi masyarakat Asia. Mulai dari cara anak tetap tinggal dengan
orangtua sebelum mereka menikah, kedekatan orangtua dan anak, hingga kebiasaan
mengurus orangtua saat memasuki usia senja. Selain itu, kita juga diajak
melihat permasalahan anggota keluarga Young lain seperti Astrid (Gemma Chan),
sepupu Nick yang berhati mutiara tapi memilih menikah dengan pria biasa.
"Di
sini (baca: Asia), orangtua terobsesi untuk membentuk masa depan anaknya,"
ucap Eleanor kepada Rachel dengan tatapan tajam.
Potret
kehidupan masyarakat Asia lainnya juga ada, seperti resep masakan warisan harus
dikuasai setiap generasi. Itulah yang membuat seluruh sepupu Nick bisa membuat
pangsit yang diwariskan neneknya, Ah Ma.
Chu
mengarahkan alur cerita dan menempatkan emosi secara tepat sasaran sehingga
membuat film ini menjadi hiburan yang bisa menyentuh emosi penontonnya. Crazy
Rich Asians tidak membosankan, karena pemain memainkan perannya sesuai
porsi dan tidak berlebihan.
Uniknya
lagi, dalam film ini dihadirkan pemandangan luar biasa dari negara Singapura,
mulai dari kuliner, kemegahan gedung, keindahan setiap pulaunya, dan kehidupan
kelas atas yang membuat mata terbelalak. Tidak berhenti di situ, adat orang
Asia saat mengadakan pesta juga digambarkan secara jelas.
Film
yang menghabiskan budget US$30 juta ini menjadi film Hollywood yang
menampilkan para pemain Asia setelah hampir 25 tahun semenjak film terakhir The
Joy Luck Club (1993). Tak heran, jika Crazy Rich Asians bertahan
hingga tiga pekan di puncak Box Office Amerika Utara. Apakah kesuksesan film
ini sama di Indonesia? Kita lihat saja tembus berapa juta penonton.
Identitas
film
Sutradara: Jon M. Chu
Skenario: Peter Chiarelli
Genre: Romance Comedy
Durasi: 119 menit
Pemain: Henry Golding, Constance Wu
Waktu Rilis: 11 September 2018
0 komentar :
Posting Komentar