Kajian
Sosial Budaya
Cerpen
“Penghuni Sorter”
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Oleh:
Anggi Putri Winarti (14610033)
Aisyah Farah Diba (14610032)
UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
FAKULTAS
BAHASA DAN SAINS
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN 2015
KAJIAN SOSIAL BUDAYA
DALAM CERPEN “PENGHUNI SORTER” KARYA HARDJONO WS
I.
LATAR BELAKANG
Cerpen
yang berjudul “Penghuni Sorter”
karya Hardjono WS, merupakan cerpen yang sarat
dengan unsur sosial budaya. Oleh
karena itu penulis akan mengkaji cerpen yang berjudul “Penghuni Sorter” ini
dengan kajian sosial dan budaya. Kajian sosial dilandasi dengan teori
struktural C. Levi Starauss, yang membahas tentang tataran sosiologis yang
menggambarkan keadaan sosial budaya pada masyarakat tersebut. Karya sastra yang
mengandung unsur sosial sering ditemui
pada cerpen ataupun novel. Teori C. Levi Starauss tidak membahas tentang
keadaan sosial budaya saja, melainkan tataran geografis, tataran ekonomi, dan
tataran tentang ghaib, akan tetapi dalam kajian ini hanya membahas tentang
kajian sosial budaya pada cerpen yang kita miliki, karena sosial budaya
merupakan kajian yang sangat penting untuk dikaji.
Kajian sosial juga dilandasi oleh teori
Siswanto 1988 tentang ilmu sosial dasar adalah sebagai organisasi pengetahuan
tentang pokok masalah sosial, tidak merupakan penggabungan beberapa ilmu
sosial. Fakta sosial merupakan abstraksi
kejadian sosial yang konkrit yang dinyatakan dengan pernyataan diskriptif (
Koentjoronigrat 1971).
Hal yang menjadi
bahan kajian sosial adalah berbagai kenyataan secara bersama-sama merupakan
masalah sosial. Adanya keanekaragaman golongan-golongan dan kesatuan sosial
lain didalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan dan kebutuhan
serta pola pikir dan tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda sehingga
menyebabkan pertentangan ( M. Moenandar Soelaiman 1987).
Kajian
sosial merupakan suatu kajian yang meliputi interaksi sosial,
konflik sosial, status sosial, kepentingan umum, kepedulian, dan kepribadian
sosial yang ada dalam masyarakat.
Kajian budaya
adalah ilmu budaya dasar yang
identik dengan Basic
Humanities. Humanities berasal dari kata latin Human yang berarti
manusiawi, yang berbudaya dan berbudi halus (refined) diharap seseorang
mempelajari Basic Humanities tidaklah sama dengan the humanities (pengetahuan budaya)
yang menyangkut keahlian filsafat dan seni : seni pahat, seni tari, dan
lain-lain. Melainkan teori budaya yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah kebudayaan sepertinorma, adat, saling menghormati, saling
menghargai, intuisi, sikap, dan lain-lain.
Kajian
budaya atau cultural studies merupakan bidang yang majemuk dengan produksi
teori yang kaya dan beraneka ragam. Kajian budaya menyangkut beberapa masalah,
antara lain: etika, estetika, psikis, sikap atau keinginan, dan masyarakat
majemuk.
Masalah budaya
adalah segala sistem atau tata nilai atau sikap mental, pola pikir, pola
tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi
masyarakat secara keseluruhan, atau dapat dikatakan bahwa masalah budaya adalah
tata nilai yang daat menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan yang akan
menyebabkan “dehumanisasi”
atau terjadi pengurungan terhadap seseorang.
II.
PEMBAHASAN
Sosial
Dalam Cerpen
“Penghuni Sorter” banyak terdapat masalah sosial budaya. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai macam aspek, antara lain:
1. Interaksi atau hubungan sosial
Interaksi sosial
yaitu hubungan saling memengaruhi. Hubungan antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang dapat menimbulkan
pengaruh satu sama lain.
Dalam cerpen ini terdapat interaksi atau hubungan sosial
antara tokoh Mak Pah
dengan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat pada kutipan dibawah ini:
“Aku
masih ingat bagaimana Mak Pah ini membantu orang-orang kecil seperti tukang
becak, sopir bemo, taksi bahkan anak-anak muda yang banyak mangkal di gedung
tua dekat warung Mak Pah ini berada.”
Dari kutipan di atas dengan jelas kita mengetahui
interaksi social Mak Pah dengan masyarakat sekitar sangatlah baik.
Meski Mak Pah merupakan nenek tua miskin, tapi tidak menutup kemungkinan untuk
berbagi meskipun hanya sepiring nasi atau gorengan, secangkir the, kopi, ketan,
tempe, atau krupuk. Kebaikan hati Mak Pah sangat kentara di mata masyarakat
sekitar tempat Mak Pah berjualan.
Selain itu juga dapat dilihat
hubungan interaksi tokoh Mak Pah dengan anak angkatnya. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan di bawah ini:
“Mak Pah tak pernah punya anak.
Tetapi semenjak mendirikan warung kecil tempat orang-orang kecil mangkal, Mak
Pah mengambil anak angkat untuk membantunya. Bermacam-macam anak angkat Mak
Pah. Setelah bosan ikut, mereka pergi lagi.”
Dari kutipan di atas dapat kita
ketahui bahwa anak-anak angkat Mak Pah tidak mempunyai rasa terima kasih
terhadap Mak Pah. Seolah Mak Pah adalah tempat persinggahannya sementara,
ketika mereka bosan bisa pergi begitu saja. Interaksi antara kedua tokoh ini
kurang baik, meski Mak Pah bersikap layaknya seorang ibu kandung. Namun tetap
saja terdapat ketimpangan antara keduanya.
2. Konflik
Konflik terjadi
ketika antara individu yang satu dan yang lain mengalami masalah.
Hal ini mungkin terjadi karena berbeda pendapat atau persepsi, ideologi,
dan
lainnya. Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak
menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya.
Dalam cerpen ini terdapat konflik antara tokoh Suami Mak Pah dengan keponakannya. Dapat dilihat
pada kutipan dibawah ini:
“Ia menganggap laki-laki Mak Pah menerima semua
warisan itu. Ponakan Mak Pah tak percaya. Hanya warisan ia harus melenyapkan
nyawa pamannya. Katanya butuh banyak uang untuk naik haji.”
Dari kutipan
di atas dapat dilihat bahwa interaksi social antara suami Mak Pah dengan
keponakannya memang tidak harmonis. Keponakannya serakah dengan harta warisan sehingga
rela melenyapkan nyawa suami Mak Pah dengan alas an butuh uang untuk naik haji.
Perbuatan keponakan Mak Pah ini sangat tidak berperikemanusiaan. Bahkan jika
ditinjau dalam hubungan kekeluargaan sekalipun.
3.
Status Sosial
Status
sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang
yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam
struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Dalam
lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada banyak perbedaan
yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada
orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan
rendah seperti pedagang
atau petani. Di sekolah ada kepala
sekolah dan ada staf sekolah. Ada
orang biasa saja dan ada orang yang miskin.
Dalam cerpen ini terdapat status sosial dari dari tokoh utama yang terdapat dalam
kutipan:
kutipan:
“Airmata Mak Pah sudah tidak ada
lagi. Habis, tidak bisa menangis lagi karena sudah biasa menerima kenyataan dan
mengalami penderitaan itu. Coba berapa kali rombong Mak Pah ini harus dipindah,
diusir, bahkan dibawa ke penertiban kota. Tetapi begitu saya mampu membayar
uang tebusan ke kantor kecamatan, Mak Pah diperbolehkan jualan lagi. Aneh,
kan?”
Dari kutipan di atas dapat kita
ketahui bahwa status social seseorang sangat berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat. Orang yang status sosialnya rendah akan senantiasa ditindas dan
tidak dihargai, meski ia tidak mempunyai kesalahan yang sangat besar. Ia hanya
ingin mencari uang dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
4.
Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi
dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian
paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.
Dalam cerpen ini
terdapat kepribadian dari tokoh yang ada pada cerita.
Kepribadian
Tokoh
Aku
Tokoh
Aku memiliki sikap balas budi terhadap kebaikan orang lain (Mak Pah) yang
ditunjukkan pada:
“Kupercepat
langkahku menuju warung kecil, milik Mak Pah, seorang nenek yang sejak dulu aku
kenal.”
Kepribadian
Tokoh
Mak Pah
Tokoh
Mak Pah mempunyai sifat suka tolong-menolong, ia selalu menolong siapapun yang
membutuhkan bantuannya, meski ia hanya orang miskin yang tidak bergelimang
harta. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:
“Aku masih ingat
bagaimana Mak Pah ini membantu orang-orang kecil seperti tukang becak, sopir
bemo, taksi bahkan anak-anak muda yang banyak mangkal di gedung tua dekat
warung Mak Pah ini berada.”
Selain
itu, tokoh Mak Pah bersifat tegar dalam menghadapi kenyataan hidup. Hal ini
dapat dilihat pada kutipan:
“Airmata Mak Pah
sudah tidak ada lagi. Habis, tidak bisa menangis lagi karena sudah biasa
menerima kenyataan dan mengalami penderitaan itu.”
Kepribadian
Tokoh
Anak Angkat Mak Pah
Anak-anak
angkat Mak Pah tidak balas budi, tidak menghargai jasa orang yang mengangkatnya
sebagai anak. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:
“Mak Pah tak
pernah punya anak. Tetapi semanjak membuka warung kecil tempat orang-orang
kecil mangkal, Mak Pah mengambil anal angkat untuk membantunya. Bermacam-macam
anak angkat Mak Pah. Setelah bosan ikut, mereka pergi lagi.”
Kepribadian
Tokoh
Suami Mak Pah
Suami
Mak Pah adalah lelaki yang pekerja keras, ia tetap bekerja meski pekerjaannya
selalu berganti-ganti. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:
“Anehnya setelah
perang usai, hidupku tetap susah tidak seperti teman laki-lakiku yang lain.
Banyak yang menjadi tentara, sedangkan suamiku tidak. Pekerjaan laki-lakiku
selalu berganti, tetapi yang paling sesuai adalah penjual buah-buahan.”
Budaya
5. Etika
Etika
adalah baik buruknya perilaku dari seseorang atau individu dalam berinteraksi
terhadap sesama.
Dalam cerpen ini terdapat etika dari
tokoh yang ada pada cerita.
Masalah
budaya yang terkandung dalam cerpen “Penghuni Sorter” adalah pembagian
warisan yang berakhir dengan pertengkaran hingga terjadi saling bunuh,
orang-orang kecil (rakyat kecil) yang harus bekerja keras untuk mencukupi
kebutuhannya.
III.
PENUTUP
1.
Simpulan
a.
Dari
analisis cerpen “Penghuni
Sorter” karya Hardjono WS mengandung unsur kajian sosial budaya.
b.
Unsur
sosial yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah:
· Interaksi atau hubungan sosial
· Konflik
· Status sosial
· Kepribadian
c.
Unsur
budaya yang terdapat dalam cerpen “Penghuni Sorter” adalah:
· Etika
Sinopsis Cerpen Penghuni Sorter
Karya Hardjono WS
Mak
Pah, wanita tua penjual kopi di sebuah warung kecil di tepi jalan. Ia adalah
wanita yang begitu tegar menghadapi kenyataan hidup. Meski keadaannya miskin,
ia tak pernah enggan menolong orang lain, seperti tukang becak,
pelacur-pelacur, hingga anak-anak remaja. Dulu, ketika masih berjualan kopi di
dekat gedung bioskop megah itu, Mak Pah sering membawakan pisang goreng, kopi,
maupun wedang jahe untuk pekerja pabrik dan tukang becak yang berada di sekitar
gedung bioskop. Saat zaman perang, Mak Pah menjadi tukang susu perah orang
Belanda. Kemudian kawin dengan seorang pejuang. Awalnya Mak Pah bangga terhadap
suaminya yang merupakan pejuang, namun lambat laun suaminya tiddak menjadi
apa-apa. Suami Mak Pah bergonta-ganti pekerjaan hingga yang paling cocok adalah
menjadi penjual buah-buahan.
Dikarenakan
perebutan warisan dengan keponakannya, suami Mak Pah tewas dibunuh keponakannya
sendiri. Keponakannya itu dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara, namun belum
lima tahun sudah keluar ditukar dengan dua ekor sapi. Memang tidak ada bedanya
rombong kopi dan nyawa. Yang berbeda hanyalah besar kecil uang tebusan.
DAFTAR PUSTAKA
WS, Hardjono.2011.Tentang Kami Penghuni Sorter.Mojokerto:
Kupu-kupu Lucu Publishing
0 komentar :
Posting Komentar