Jumat, 15 April 2022

Memaknai Hari Kesehatan Dunia: Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Kusta


Tahu gak kesehatan tak hanya mengenai fisik, tapi juga meliputi mental dan sosial. Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia kali ini saya mengikuti siaran KBR (12/4/22) kemarin mengenai topik yang masih jarang terpikirkan oleh masyarakat, yaitu mengenai penyakit kusta.


Dengan mengangkat tema "Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Kusta" diharapkan bisa meningkatkan pemahaman dan kesadaran di masyarakat agar ke depannya mudah ditangani.


Masyarakat kadang lupa kalau penyakit kusta masih ada di sekitar kita. Dari masalah fisik, psikologis, sosial, dan mental. Indonesia masih berada di Nomor 3 di dunia penyumbang penyakit kusta. Guna memutus mata rantai kusta di masyarakat perlu dilakukan kolaborasi Pentahelix.


Sepengalaman saya yang punya tetangga yang pernah menderita kusta, sebagian besar mereka malu untuk berobat karena sudah banyak pandangan negatif dari tetangga, teman, bahkan kerabat sendiri yang justru membuat tertekan. Hal ini sangat miris, sehingga menghambat pengobatan dan semakin lama untuk memutus mata rantai agar tak banyak lagi yang tertular kusta. 


Apa Sih Kolaborasi Pentahelix?



Kerjasama Pentahelix sendiri merupakan usaha untuk mengatasi suatu masalah kesehatan yang melibatkan beberapa unsur penting dalam masyarakat yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, serta media. Kerjasama ini diharapkan nantinya bisa mengisi gap yang terjadi. Dalam hal ini akan efektif untuk mengatasi stereotip mengenai kusta di Indonesia.


Memaknai Hari Kesehatan Dunia Menurut Narasumber


Dalam memaknai hari kesehatan ini, lebih kepada penyandang disabilitas terlebih kusta bukan hanya dianggap sebagai aib atau hal yang negatif. Menurut R Wisnu Saputra, S.H., S.I.Kom - Jurnalis/Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab. Bandung, "Memang isu kusta ini seringkali tidak terlalu terangkat di media, oleh karenanya kampanye harus digaungkan. Sebagai seorang jurnalis, porsinya lebih kepada memberikan edukasi berupa audio-visual, video yang tidak gegabah agar tidak jadi bumerang di masyarakat."


"Sebetulnya profesi dokter dan wartawan 11:12 yaitu tugasnya mengedukasi. Intinya melakukan strategi konseling dan edukasi untuk mendorong masyarakat dapat memahami mengenai diskriminasi penderita kusta," jelas Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, Sp.KK, M.Kes, Dipl-STD HIV FINSDV - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)


“Selain itu, dibutuhkannya support system yaitu masyarakat yang ada di sekitarnya. Warga harus diedukasi kalau penyakit kusta merupakan penyakit menular yang paling tidak menular loh. Kita harus melakukan edukasi terus-menerus dengan adanya keterlibatan pemerintah daerah, pemuka agama, jurnalis, dan medis,” tambah Dr dr. Flora.


Campaign yang harus dilakukan untuk mengurangi stigma mengenai kusta?

Dapat meneruskan informasi yang didapat dalam acara ini, memberitahu bahwa penyakit kusta ini tidak sebahaya yang dibayangkan. mencontohkan tidak menstigmatisasi terhadap penderita kusta serta berkolaborasi dengan komponen-komponen yang telah disebutkan agar semakin berhasil. Penyakit kusta ini minimal menular dengan kontak erat 5-10 tahun dengan penyakit kusta karena sentuhan dan droplet secara terus-menerus.


Apakah penderita kusta itu bisa disembuhkan secara total dan untuk bumil dengan riwayat kusta, apakah juga berpengaruh pada janinnya?

Penyakit kusta bisa disembuhkan, butuh waktu 6 bulan hingga 2 tahun. Asalkan, pasiennya rutin berobat karena seperti yang kita ketahui obat kusta ini gratis tapi memang prosesnya lama, sehingga butuh telaten, sabar dan konsisten hingga sembuh. 


Masih sedikit penelitian yang menyatakan bumil kusta dan janinnya akan punya penyakit yang sama. Oleh karenanya, sebaiknya menjaga makanan selama masa kehamilan, tidak perlu pantangan makanan. Selain itu harus bisa menjaga kebersihan lingkungan seperti mandi dengan bersih, membersihkan baju, sprei, selimut, dan barang lainnya yang digunakan.


Dari penyampaian Dr dr. Flora, kita jadi tahu kalau diskriminasi penderita kusta bisa terhapus dengan adanya kolaborasi Pentahelix. Sebaiknya kita juga menjadi bagian dari komunitas yang mendukung penghapusan stigma negatif di masyarakat. Tentu acara semacam ini sangat bermanfaat dan harus digaungkan terus. Bagaimana menurutmu?

1 komentar :

  1. Stigma negatif tentang kusta selalu membuat penderista kusta dikucilkan dan kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Faktanya kusta tidak menular dan kesembuhannya perlu dukungan dari orang sekitarnya. Penting untuk menghapuskan stigma negatif ini karena mereka juga punya hak yang sama.

    BalasHapus