Puasa Hari Pertama |
Holla para pembacaku, lama tak menyapa kamu dengan kalimat yang benar karena aku malu sendiri lama tak nulis di blog dengan konsisten. Tak terasa puasa hari pertama sudah di depan mata, ya. Di bulan Ramadhan kali ini aku ikutan tantangan BPN Ramadhan 2022, jadi selama 30 hari ke depan kamu bisa baca tulisanku setiap hari! Doakan aku bisa konsisten dan menyelesaikan tantangan ini.
Apakah ada diantara kamu yang sama menjadi anak rantau sepertiku? Sejak lulus SMA, aku mulai merantau untuk berkuliah di Surabaya. Memang banyak yang bilang jarak Jombang-Surabaya itu tak lebih dari 2 jam perjalanan. Sayangnya, itu tak membuatku sering pulang. Begitupun di bulan Ramadhan kali ini, seperti full hingga jelang Idul Fitri aku belum bisa pulang karena pekerjaan.
Sahur Pertama Tanpa Ada Rasa
Terkadang memang aku sering menjalani kehidupan dengan prinsip yaudah jalani saja dengan cara terbaik setiap harinya. Tentu, tanpa berpikir hal lainnya yang cenderung akan membuatku ribet atau berpikiran hal-hal yang tak seharusnya dipikirkan.
Mungkin, ini akan aku lakukan saat melakukan sahur pertama bulan Ramadhan sebagai anak rantauan. Mungkin kamu tahu kalau kehidupan di kota lebih individual meski berada di satu gedung tempat tinggal. Meski mungkin ada yang tak begini.
Biasanya, aku lebih pilih menu yang tak membutuhkan waktu lama untuk memasaknya. Omong-omong nih, kamu tim memanaskan makanan saat sahur atau tim baru memasak makanan saat sahur. Kalau aku tim memasak, tapi dengan catatan cari resep yang sederhana dan paling lama waktuku di dapur hanya 10 menit.
Meski aku suka masak, tapi terkadang aku membagi waktu sahur untuk baca buku atau sekadar menulis satu artikel, tulisan blog ini pun aku tulis saat sahur (dini hari). Menurutku manajemen waktu itu sangat penting buat orang sepertiku yang punya pekerjaan full time (ngantor).
Tentu, aku tak mau waktuku habis hanya untuk mengerjakan pekerjaan kantor, meski puasa aku harus produktif dong. Jadi, sambil sahur sambil baca. Pilihan kedua, setelah sahur aku nulis atau sekadar catat outline tulisan yang bakal kutulis setelah buka puasa nanti. Oke, sepertinya sahurku ya begitu saja karena sendirian jadi aku hanya mikirin menu buat diri sendiri deh.
Buka Puasa yang Tak Tentu
Sebagai perantau, memilih tempat berbuka puasa itu sesuai bisikan hati. Sangat berbeda pada saat belum merantau, berbuka puasa ya pasti di rumah, sesekali paling buka di luar jika ada acara buka bersama bareng teman, sahabat, atau rekan kerja.
Seringnya aku sulit mengejar jam buka puasa. Buka puasa yang tidak tentu ini dikarenakan kemacetan di kota yang bikin sedikit stres. Sepulang kerja, pemandangan yang selalu terpantau adalah padatnya kendaraan serta pengemudi yang saling mengklakson karena tak sabar sudah dekat dengan jam buka puasa.
Beruntungnya, di Ramadhan kali ini mungkin 80% aku bisa tiba di tempat kos sebelum adzan berkumandang, karena jam pulang kerja dipercepat. Sehingga aku bisa sedikit lebih lega dan bisa menyiapkan buka puasa dengan sedikit santai dan bernapas pelan-pelan. Kalau kamu lebih sering buka puasa di rumah atau di luar? Coba tulis di kolom komentar ya.
Makna Hari Pertama Buatku
Makna dari puasa hari pertama ini sepertinya harus dipenuhi dengan rasa syukur. Pertama, sudah dipertemukan dengan bulan suci ini dalam keadaan sehat walafiat sehingga bisa beribadah dengan tenang dan nyaman. Kedua, meski menikmati bulan Ramadhan 2022 di perantauan, tak akan mengurangi segala halnya.
Intinya, dimanapun kita berada menjalankan puasa hari pertama, asal tak ada yang berubah ke arah negatif itu hal yang patut disyukuri. Bener gak? Kalau kamu juga satu server denganku sebagai anak rantau, yuk tetep bersyukur dan semangat puasanya sampai Idul Fitri nanti. Oh ya, jangan lupa baca next tulisanku ya!
Hemm bener banget pastinya kerja kantoran full time dan jadi anak rantau itu harus mengurus hidup sendiri serta manajemen waktu dengan baik. Soal makan pasti gitu, kadang juga harus sesuaikan dengan budget, hemm semangat!
BalasHapusYups makasih harus semangat dimana pun berada, selamat Ramadhan mbak...
Hapus