Rabu, 06 Juli 2016

Harus Senang Atau Sedih?

anggi_putri

Hai semua! Sebelumnya saya ingin mengucapkan taqobalallahu minna wa minkum. Taqabalallahu karim. Mohon maaf atas semua khilaf dan kesalahan saya pada semua teman-teman media sosial, blogger maupun pembaca semua.
Pada lebaran kali ini memang terasa sangat beda. Bagaimana tidak pertanyaan yang sangat ingin saya lontarkan yaitu harus senang ataukah sedih?
 Ya, pada 1 syawal 1437 H harusnya menjadi hari kemenangan saat semua keluarga berkumpul, bercengkerama, dan saling bersilaturahmi. Namun lebaran kali ini adik saya yang TK B sedang sakit. Oleh sebab itu semua keluarga menjaganya, hingga saya pun tidak bisa tidur empat malam ini. Dia panas tinggi hingga tubuhnya kurus, sangat kurus malah.
Ayah saya sudah membujuknya untuk makan begitupun ibu tapi dia tak mau makan. Saat semua orang saling silaturahmi ke rumah-rumah tetangga yang kami lakukan hanya sebagai tuan rumah saja, menerima semua tamu yang datang dan berjabat tangan bergantian. Memang sedikit aneh, karena biasanya setelah shalat Idul fitri saya dan keluarga selalu 'unjung-unjung' ke rumah tetangga se-RT.

Namun ada sisi bahagia yang muncul setelah bangun tidur tadi pagi. Manuskrip puisi saya berjudul Amuk Rindu lolos sebagai 50 besar Pena Kawindra Award dari sekian ratus naskah yang ikut serta ajang penghargaan tersebut. Saya sangat senang, karena usaha dalam berkarya masih ada jalan dan bisa produktif.

Jadi, saya harus senang ataukah sedih? Ya, yang terpenting bukanlah adalah terus bersyukur atas semua keadaan yang ada. Semua sudah diatur oleh-Nya.
Pada malam hari saya ke rumah nenek yang tak jauh dari rumah, ya beda RT tepatnya. Biasanya saya kesana bersama ayah, ibu dan adik-adik saya. Tapi ali ini cuma dengan adik saya Della. Di sana banyak keluarga yang berkumpul. Alhamdulillah, bisa saling bercengkerama meski ibu dan ayah tetap di rumah menjaga Keyla, adik saya.

Malam harinya, saya pun muter-meter mencari jeruk nipis yang akan dibuat 'bobok' apa ya bahasa indonesianya :D pokoknya untuk dilumurkan ke seluruh tubuh bersama dengan daun sangket dan daun saraf. Saya mencarinya hingga capek, ya maklumlah semua sedang merayakan lebaran masa sih jualan :(. Akhirnya saya nemu di dua desa sebelah. Setelah muter-muter 5x. Sungguh perjuangan demi jeruk nipis.
Bersama Della di rumah nenek

Malam ini juga setelah beli jeruk nipis, saya pun disuruh beli nasi pecel sama Mas yang baru datang dari Sidoarjo membeli 11 bungkus nasi. Dan saya pun jalan kaki ke jalan raya karena yang jualan di tepi jalan raya. Harus keluar gang rumah nenek dulu kemudian jalan sekitar 700 meter. Bahkan mau makan saja, saya ditelpon ayah disuruh pulang untuk menunggu adik yang sakit. Akhirnya gak jadi saya makan tuh nasi pecel hingga terdiam sudah sekitar satu jam barulah saya makan meski sudah nggak hangat :'(
Bersama Kakak sepupu di rumah nenek

Lebaran... hmm, bahkan saya gak ada persiapan kue lebaran, baru beli kemarin cuma sebagai 'syarat' kalau-kalau ada tamu yang mampir. Dan baju apalagi, saya gak peduli baju baru. Setelah kemarin beberapa ratus ribu gaji desain cover nggak dibayar karena tuh penerbit abal-abal (saya gak kan sebut merk toh penerbitnya sudah tutup akun). Cukup wira-wiri beli ini itu ke apotek dan swalayan kebutuhan adik saya yang sakit. Tidur pun dua jam per hari. Sampai job nulis tergantung, dan punya tanggungan banyak tulisan. Untuk nulis blog ini saya sempatkan malam ini ketika selesai wira-wiri. :(

Harapannya semoga Keyla cepat sembuh, rencananya besok tetap dipaksa opname di rumah sakit agar mendapat vitamin dan segera sembuh serta diangkat penyakitnya oleh Allah, Aamiin.

Selamat Idul Fitri untuk yang merayakan. Tetaplah bersyukur apapun keadaanmu. Semangat!
Thank you, sudah baca. See you in my next post!

0 komentar :

Posting Komentar