anggi_putri
Seminggu ini Corin
bertemu lagi dengan sahabat kecilnya sekaligus orang yang disayanginya, Fred.
Tugas sekolah untuk membuat film pendek menuntut dirinya bertemu
dengan Fred dan... Amelia, yang ternyata pacar Fred selama dua tahun setelah
kepergiannya dulu.
“Untuk apa aku
kembali?” gumam Corin.
Angin berembus
menerpanya, rambutnya yang sengaja digerai menari di udara. Napasnya mulai
terasa berat. Hatinya kelu. Sesuatu panas turun membasahi pipinya. Dari atas
bangunan sekolah dilihatnya Fred dan Amelia bergandengan keluar gerbang.
“Pupus sudah...”
*
Kenangan masa kecil
selalu terngiang di benaknya. Membuat kepalanya terasa berat. Langkahnya mulai
gontai.
“Corin!”
“Ando?”
“Mulai besok kita
syuting untuk tugas sekolah. Kamu dan Fred menjadi peran utama. Sedangkan
Amelia sebagai penata musik. Besok kita bertemu di taman belakang. Bye.”
*
“Akhirnya kamu datang,”
ucap Ando seraya menatap Corin dengan senyumnya.
“Fred?” laki-laki itu
hanya mengurai senyum manisnya.
Sedikit ada kecanggungan antara Fred dan Corin saat bertatap
muka. Sedang Amelia menyaksikannya dengan seksama.
“Action!”
“Apakah kamu sangat
mencintainya?” ucap Fred pelan.
“Itu tidak penting,”
balas Corin sembari mengusap matanya yang telah dibasahi air mata. Ini hanya
akting, namun Corin merasa real. “Jangan bicara seolah-olah kamu mengerti,”
tambahnya.
Beberapa detik
kemudian, pergelangan tangannya telah dipegang Fred. Dengan terbelalak dan
kepala memanas, Amelia menatap mereka.
“Aku mengerti... dari
dulu aku selalu memperhatikanmu, itu sebabnya tak kan kubiarkan kamu menangis,”
kata Fred sembari menatap Corin lekat-lekat. Kalimat itu... persis yang pernah
dikatakan di masa lalu.
“Cut!”
“Kita istirahat dulu.”
Corin mengusap sisa air matanya dan berlari menuju toilet diikuti Amelia di
belakangnya.
Setelah selesai dari
toilet, Amelia berada di hadapannya.
“Corin,... apakah....”
“Oh, kamu tak perlu
khawatir.”
“Tapi...” Tanpa
membalas perkataan Amelia, Corin mengulurkan tangannya ke arah gadis berambut
panjang itu. Amelia menjabat tangan Corin dengan senang hati. Tanpa disadari,
beberapa detik kemudian Corin menarik Amelia dalam pelukannya.
“Jaga Fred dengan
baik,” bisik Corin sebelum ia berlari menjauh.
“Corin, ayo kita
lanjut.” Corin hanya menganggukkan kepala kepada Ando.
“Action!”
“Mengapa... kita
berteman sejak kecil?” ucap Fred yang seketika membuat Corin menangis.
“Lebih baik kita saling
menjauh,” balas Corin.
“Kita mampu bersama
karena kita teman masa kecil. Aku bisa lebih mencintaimu.” Semua orang
terbelalak mendengar ucapan Fred.
“Tidak peduli bagaimana
kita bertemu! Aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu.”
Bersamaan dengan itu, air mata Corin meluber ke pipi dan lehernya, sedang Fred
mengecup kening Corin perlahan. Dan Ando pun berteriak... “Cut!”
*
“Amelia... aku tak bisa
menepati janji kita. Aku... mencintai Corin. Maafkan aku,” ucap Fred sambil
membungkukkan tubuhnya.
“Tegakkan kepalamu! Ini
terakhir kalinya untukku. Tolong,” kata Amelia sembari meneteskan bulir air
matanya. Fred pun menegakkan kepalanya, menatap mata gadis di hadapannya.
“Terima kasih telah
memberi tahuku.Aku selalu memperhatikanmu, jadi aku tahu perasaanmu.”
“Amelia...”
“Jadi setidaknya untuk
saat ini, aku ingin tersenyum. Itulah keputusanku. Aku mencintaimu... walaupun
kamu tak bersamaku. Tak kumiliki. Berjabat tangan untuk kekuatan,” Amelia
mengulurkan tangannya. Fred menerima tangan Amelia.
“Aku tidak apa. Aku
telah membuat banyak kenangan, hal itu membuatku kuat. Jadi, selamat
tinggal...” Perlahan, jabatan
tangan itu terlepas, dan Amelia pergi dari tempat itu dengan berlari. Merelakan
semua kenangan yang telah terangkai indah.
***
ada yang kurang.
BalasHapusKurang apa?
Hapus