Selasa, 05 Juli 2016

Tears Drop

 anggi_putri

Seminggu ini Corin bertemu lagi dengan sahabat kecilnya sekaligus orang yang disayanginya, Fred.
     Tugas sekolah untuk membuat film pendek menuntut dirinya bertemu dengan Fred dan... Amelia, yang ternyata pacar Fred selama dua tahun setelah kepergiannya dulu.
“Untuk apa aku kembali?” gumam Corin.

Angin berembus menerpanya, rambutnya yang sengaja digerai menari di udara. Napasnya mulai terasa berat. Hatinya kelu. Sesuatu panas turun membasahi pipinya. Dari atas bangunan sekolah dilihatnya Fred dan Amelia bergandengan keluar gerbang.
“Pupus sudah...”
*
Kenangan masa kecil selalu terngiang di benaknya. Membuat kepalanya terasa berat. Langkahnya mulai gontai.
“Corin!”
“Ando?”
“Mulai besok kita syuting untuk tugas sekolah. Kamu dan Fred menjadi peran utama. Sedangkan Amelia sebagai penata musik. Besok kita bertemu di taman belakang. Bye.”
*
“Akhirnya kamu datang,” ucap Ando seraya menatap Corin dengan senyumnya.
“Fred?” laki-laki itu hanya mengurai senyum manisnya.
     Sedikit ada kecanggungan antara Fred dan Corin saat bertatap muka. Sedang Amelia menyaksikannya dengan seksama.
“Action!”
“Apakah kamu sangat mencintainya?” ucap Fred pelan.
“Itu tidak penting,” balas Corin sembari mengusap matanya yang telah dibasahi air mata. Ini hanya akting, namun Corin merasa real. “Jangan bicara seolah-olah kamu mengerti,” tambahnya.
Beberapa detik kemudian, pergelangan tangannya telah dipegang Fred. Dengan terbelalak dan kepala memanas, Amelia menatap mereka.
“Aku mengerti... dari dulu aku selalu memperhatikanmu, itu sebabnya tak kan kubiarkan kamu menangis,” kata Fred sembari menatap Corin lekat-lekat. Kalimat itu... persis yang pernah dikatakan di masa lalu.
“Cut!”
“Kita istirahat dulu.” Corin mengusap sisa air matanya dan berlari menuju toilet diikuti Amelia di belakangnya.
Setelah selesai dari toilet, Amelia berada di hadapannya.
“Corin,... apakah....”
“Oh, kamu tak perlu khawatir.”
“Tapi...” Tanpa membalas perkataan Amelia, Corin mengulurkan tangannya ke arah gadis berambut panjang itu. Amelia menjabat tangan Corin dengan senang hati. Tanpa disadari, beberapa detik kemudian Corin menarik Amelia dalam pelukannya.
“Jaga Fred dengan baik,” bisik Corin sebelum ia berlari menjauh.
“Corin, ayo kita lanjut.” Corin hanya menganggukkan kepala kepada Ando.
“Action!”
“Mengapa... kita berteman sejak kecil?” ucap Fred yang seketika membuat Corin menangis.
“Lebih baik kita saling menjauh,” balas Corin.
“Kita mampu bersama karena kita teman masa kecil. Aku bisa lebih mencintaimu.” Semua orang terbelalak mendengar ucapan Fred.
“Tidak peduli bagaimana kita bertemu! Aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu.” Bersamaan dengan itu, air mata Corin meluber ke pipi dan lehernya, sedang Fred mengecup kening Corin perlahan. Dan Ando pun berteriak... “Cut!”
*
“Amelia... aku tak bisa menepati janji kita. Aku... mencintai Corin. Maafkan aku,” ucap Fred sambil membungkukkan tubuhnya.
“Tegakkan kepalamu! Ini terakhir kalinya untukku. Tolong,” kata Amelia sembari meneteskan bulir air matanya. Fred pun menegakkan kepalanya, menatap mata gadis di hadapannya.
“Terima kasih telah memberi tahuku.Aku selalu memperhatikanmu, jadi aku tahu perasaanmu.”
“Amelia...”
“Jadi setidaknya untuk saat ini, aku ingin tersenyum. Itulah keputusanku. Aku mencintaimu... walaupun kamu tak bersamaku. Tak kumiliki. Berjabat tangan untuk kekuatan,” Amelia mengulurkan tangannya. Fred menerima tangan Amelia.

“Aku tidak apa. Aku telah membuat banyak kenangan, hal itu membuatku kuat. Jadi, selamat tinggal...” Perlahan, jabatan tangan itu terlepas, dan Amelia pergi dari tempat itu dengan berlari. Merelakan semua kenangan yang telah terangkai indah.
***

2 komentar :