Sabtu, 06 Januari 2018

Membuang Kenangan?


Kalau sedang curhat bersama sahabat pasti yang saya dengar, "Masa lalu biarlah berlalu." Ya, iya masa lalu pasti sudah berlalu kecuali kita punya mesin waktu dan wushhh… bisa sesuka hati kembali. Atau kita pinjem pintu ajaibnya Doraemon.

Makin ke sini jadi mikir, apa bener masa lalu itu bisa mengubah diri kita a.k.a pola pikir, gaya hidup, bahkan emosi kita. Tentunya dari referensi yang saya dan orang-orang alami. Ini nggak sekadar butuh tidaknya pintu ajaib Doraemon loh. Perlu nggak sih membuang kenangan? What do you think?

Kenangan itu maksudnya kenangan yang mana? Banyak loh ternyata, bahkan tiap orang punya definisi kenangan yang berbeda-beda. Kenangan pahit, kenangan manis, pengalaman juga termasuk kenangan, kan? Boleh loh kalau ada pendapat lain.

Pernah denger nggak, kalimat ini:

Ketika api padam, panasnya akan tetap bersama debu. Ketika cinta itu hilang, rasa sakitnya akan tetap dalam hati.

Apa yang ada di pikiran kalian setelah membaca kalimat di atas? Atau malah kalian pernah mengalaminya. Hemm, pasti deh delapan puluh persen pernah merasakan sakit hati, gagal move on, atau malah jadi stress lalu mengambil sikap dangkal. Duhh, semoga pembaca tidak berpikiran sedangkal itu, ya.

Tips Sukses Bisnis Untuk Pemula


Nah, kalau kasusnya kenangan yang dimaksud itu kenangan yang sad experience nih sebaiknya ya dibuang saja. Jika… justru menjadi tembok penghalang untuk melangkah maju. Daripada mimpi jadi seret dan masa depan jadi berantakan hanya karena satu duri yang menempel.

Tidak ada orang yang cukup kaya untuk membeli kembali masa lalunya..

Tahu, kan kalau kita sudah tak bisa lagi memperjualbelikan kenangan/masa lalu. Meski kita sudah kaya raya, hal yang tak bisa kita beli yaitu kenangan. Setelah momen itu terjadi, maka tak akan bisa terjadi lagi. Kecuali momen biasa, misal kegiatan rutin seperti olahraga pagi, sarapan pagi, atau tidur siang. Tapi, pernah nggak merasa kalau feel tiap kegiatan itu jelas berbeda? Tidur siang pada hari Rabu akan beda rasanya dengan tidur siang pada hari Minggu.

Masa lalu adalah cara untuk melihat kembali kesalahan kita, sementara masa depan adalah cara untuk memastikan tidak membuat kesalahan yang sama

Nah, kalau ini adalah cara saya menyikapi kenangan, guys. Masa lalu itu cara kita melihat kesalahan. Pastinya, saya sendiri merasakannya. Saat waktu lampau terjerembab dalam sebuah kesalahan dan hal itu dibuat sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi kembali. Ibarat kita jalan di sebuah hutan nih, lalu kita menginjak duri di sebuah persimpangan. Apa yang dilakukan selanjutnya? Tentunya tidak akan melewati jalan yang sama, atau jika terpaksa melewatinya akan lebih berhati-hati agar tidak mengalami hal yang serupa.

Tiap orang pasti memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya saja. Semakin sering kita mengalaminya, maka semakin mudah dalam melewatinya/menyelesaikannya. Kalau ditanya apakah saya pernah terpuruk hanya karena kenangan? Ya, pastinya pernah. Kok bisa bangkit lagi? Kuncinya mencari motivasi untuk bangkit, kembali melihat tujuan hidup kita dan mimpi yang akan diraih.


Sensasi Ikut Makan Bajamba di Ranah Minang

Boleh nggak sih kita menyimpan kenangan? Pertanyaan ini diajukan oleh seorang kenalan kepada saya. Jawabannya, Boleh. Eitsss, asal… asal kenangan itu mampu membawa kita ke jalan yang benar *etttdahhh maksudnya, kenangan itu mampu mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi. Contohnya, beberapa waktu lalu saya pergi ke Payakumbuh dan mencoba berkelana mulai dari Bukittinggi, Padang, Solok, dan Payakumbuh seorang diri. Di sana saya tersesat tak tahu jalan, kemudian tidur di rumah penduduk, mendaki gunung untuk sebuah acara festival dengan temen-temen di seluruh dunia. Pengalaman hidup yang demikian tentu saja tidak akan saya buang, bahkan menjadi kekuatan tersendiri bagi saya untuk tetap berdiri, untuk selalu maju, dan selalu menghargai tiap orang tanpa peduli strata sosial mereka. Bahwa kita sama, makhluk Tuhan yang mencari jati dirinya masing-masing. Ah, kok malah cerita *wkwk

Terimalah masa lalu tanpa penyesalan, hadapi keadaan saat ini dengan keyakinan dan hadapilah masa depan tanpa rasa takut

Sekarang, diri kita sendiri yang menentukan harus berhenti atau terus melangkah. Karena satu langkah pun sangat berarti untuk melihat mimpi kita yang menunggu di depan. Bukan orang lain yang bisa menentukan kita harus stagnan atau berkembang, tapi diri sendiri. So, apa harus kita membuang kenangan? Kini pertanyaan itu hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Kasih tahu saya bagaimana pendapat kalian mengenai topik kita hari ini soal Membuang Kenangan?

Btw, masih pengen pinjem pintu ajaibnya Doraemon? :D

10 komentar :

  1. melayani sewa pintu doraemon. cek di ig kami kak heehehe

    BalasHapus
  2. Klo buatku, gimanapun masa lalu adalah yang membentuk aku, jadi y baik buruk g ada yg perlu disesali mbak anggi

    BalasHapus
  3. Kalau aku, masa lalu bukan untuk dibuang atau dilupakan
    Bagaimanapun masa lalu sedikit tidaknya berpengaruh pada keadaaan kita saat ini. Pola pikir dan sikap yang kita ambil sekarang, bisa jadi adalah bagian dari pelajaran yang kita peroleh di masa lalu

    Pilihan

    Mau terjebak masa lalu atau menjadikannnya sebagai pelajaran untuk masa depan :)

    BalasHapus
  4. biar bagaimanapun masa lalu akan tetap ada, tinggal bagaimana kita berdamai dengan masa lalu itu yang harus kita pelajari

    BalasHapus
  5. Saya gak suka menyimpan kenangan kecuali yang baik2 hehe

    BalasHapus