Hai temen-temen semua, gimana puasanya? Masih lancar
kan, ya. Pada dasarnya, puasa tidak hanya soal menahan lapar dan haus. Enggak hanya
perubahan pola makan kita, tapi lebih dari itu. Puasa juga harus latihan
mengendalikan diri dan mengelola emosi. Hmm, ini yang amat berattt. Bahkan
lebih berat dari menahan diri dari diskon Ramadan *eh*. Menahan diri saat Ramadan seolah menjadi hal tersulit.
Sering kali mengelola emosi jauh lebih sulit
dibanding menahan lapar. Iya apa iya? Kalau kita lapar, kita bisa mencoba
mengalihkan diri dengan kesibukan maupun hiburan lainnya. Mungkin temen-temen
bisa dengan istirahat, main game, nonton Drama Korea (kalau saya lho) sehingga
perut keroncongan bisa hilang dari pikiran.
Tapi kalau memang sudah mulai emosi, menahan diri
saat Ramadan untuk tidak ‘meledak’ itu butuh perjuangan yang besar. Apalagi
kalau orang tersebut sengaja mencari gara-gara ke kita, duh mau sabar dan
berdiam diri kok rasanya susah, ya. Inilah ujiannya orang berpuasa. Bukan hanya
menahan diri karena lapar saja, tapi ego kita yang justru menjadi bumerang.
Baca juga dong:
Jalan-Jalan Saat Puasa Tanpa Menguras Tenaga? Bisa Kok!
Yang Sulit
Memang Mengalahkan Diri Sendiri
Berpuasa memang seperti berusaha mengandalikan diri
sendiri. Usaha untuk menghilangkan hal-hal negatif yang kita rasakan. Selain
itu, puasa juga menjadi momen untuk menguji seberapa besar kekuatan dan
keberanian kita dalam memperbaiki diri. Kesabaran memang sedang diuji. Apalagi
jika kamu berada di suatu lingkungan yang melibatkan banyak orang. Harus banyak
sabar, ya.
Berdamai dan
Memahami
Bagaimana untuk menahan emosi saat puasa? Hmm, salah
satunya cara menahan emosi saat Ramadan yakni kamu harus berdamai dengan diri dan mengerti situasi atau seseorang
yang membuat marah. Pahami kalau kita tidak bisa mengontrol maupun memaksa
orang lain untuk selalu sesuai dengan apa yang kita mau.
Luaskan sudut pandang agar lebih bisa memahami
situasi atau memahami tindakan orang lain. Yaps, memang ini sulit tapi yakin
kita harus bisa! Pilihan lain jika tidak bisa memahami yakni diam. Ingat,
berdiam diri dalam situasi tertentu bukan berarti lemah dan kalah. Memilih diam
untuk mencegah amarah bisa menghindarkan dari situasi yang merugikan diri
sendiri maupun orang lain.
Sibukkan Diri
dengan Aktivitas Positif
Selama berpuasa, sebaiknya lebih banyak melakukan
kegiatan positif. Jangan sampai terbawa perasaan untuk bermalas-malasan.
Lakukan saja aktivitas yang bisa membuat diri kamu semakin berkembang. Kamu
bisa mulai dengan melakukan hobi positif hingga hal yang bisa mendekatkan diri
dengan Tuhan.
Marah hanya membuat diri dipenuhi energi negatif.
Sekali kamu marah maka akan ketagihan ingin marah lagi, lagi, dan lagi. Energi
kita pun akan terkuras karena marah. Lebih baik mengerjakan pekerjaan rumah atau
menuntaskan Deadline dibanding harus ‘meledak-ledak’.
Ingat Tujuan
Puasa
Kita harus ingat tujuan awal berpuasa. Lebih banyak
meningkatkan rasa syukur, perbanyak amal, hingga menyucikan diri. Perbuat
banyak kebaikan mumpung lagi Ramadan ya, kan? Menahan diri saat Ramadan akan
membuat diri lebih terbiasa untuk terus melakukannya, bahkan setelah Ramadan
selesai. Amarah tidak pernah menyelesaikan masalah, ingat saja tujuan kita
berpuasa sebagai motivasi.
Baca juga dong: 5 Berkah Ramadan yang Saya Dapat Sejak Hari Pertama Puasa
Menahan diri saat Ramadan bukan hanya PR saya, tapi
PR kita semua. Oleh karenanya, kita harus kuat hingga hari kemenangan tiba.
Biarkan saja orang-orang yang memancing amarah, kita harus sabar atau diam bisa
jadi pilihan bijaksana. Apalagi saya orangnya tidak suka memperpanjang masalah,
jadinya ya ‘yang waras ngalah’ gitu saja prinsipnya. Semoga bisa terus menahan
diri, menahan emosi, dan menahan gejolak di hati.
0 komentar :
Posting Komentar